Langsung ke konten utama

Sampling Dan Analisis Vegetasi







LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN
“SAMPLING DAN ANALISIS VEGETASI DENGAN METODE PLOT”


Disusun oleh:
KELOMPOK 3
Nurul Aini (140210103037)
Desy Putri Islamiyah (140210103044)
Rohmatul Islamiyah (140210103046)
Rosita Veris (140210103058)
Nafilah (140210103065)
Rahmat Bayu Suseno (140210103067)
Arinda Eka Lidiastuti (140210103074)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu pengetahuan.  Dalam ilmu lingkungan, seperti halnya dalam ekologi jasad hidup (organisme) pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi.  Populasi adalah sekelompok individu-individu jasad hidup (organisme) yang sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Respon terhadap rangsangan merupakan salah satu ciri utama kehidupan sehingga dengan adanya ciri ini organisme mampu untuk memberikan respons (tanggapan) terhadap berbagai faktor lingkungan dan perubahan sekitarnya.

Salah satu cabang ekologi adalah ekologi tumbuhan yang mempelajari berbagai komunitas tumbuhan. Setiap mempelajari komunitas tumbuhan kita tidak mungkin melakukan penelitian pada seluruh area yang ditempati suatu komunitas, terutama apabila area tersebut sangat luas. Untuk mengetahui unit penyusun suatu vegetasi dapat dilakukan dengan mengambil sampel minimum dari suatu wilayah. Cara yang dilakukan untuk mengetahui unit penyusun suatu vegetasi yaitu dengan cara menentukan jumlah minimum dari vegetasi tersebut. Untuk mengetahui unit penyusun dari suatu vegetasi sangatlah sulit  karena adanya pertimbangan kompleksitas, luas area dan biaya yang sangat mahal. Oleh karena itu cara pengambilan sampling atau melakukan pencuplikan banyak dilakukan.

Unit cuplikan atau unit sampling dalam analisis vegetasi dapat berupa bidang (plot, kuadrat, garis atau titik). Dalam perkembangannya unit cuplikan yang dipergunakan untuk suatu analisis vegetasi menggambarkan metode yang di gunakan. Dengan demikian dalam pencuplikan mengenai suatu vegetasi digunakan berbagai alternatif metode diantaranya: metode kuadrat, metode garis dan metode titik.
  
Inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan metode sampling dan analisis vegetasi dengan metode plot yaitu untuk menganalisis vegetasi pada suatu komunitas dengan menggunakan teknik sampling tertentu sehingga dapat diperoleh kepadatan, frekuensi dan dominasi dalam suatu komunitas tersebut.

1.2 Rumusan Masalah
Bagimana teknik sampling tumbuhan dengan menggunakan metode plot? 
Bagaimanakah cara melakukan analisis data vegetasi dari hasil sampling?
Tujuan
Memberikan pengetahuan tentang teknik sampling tumbuhan dengan menggunakan metode plot.
Melakukan analisis data vegetasi dari hasil sampling.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Vegetasi merupakan kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama pada satu tempat dimana antara individu-individu penyusunnya terdapat interaksi yang erat, baik diantara tumbuh-tumbuhan maupun dengan hewan-hewan yang hidup dalam vegetasi dan lingkungan tersebut. Dengan kata lain, vegetasi tidak hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan melainkan membentuk suatu kesatuan dimana individu-individunya saling tergantung satu sama lain, yang disebut sebagai suatu komunitas tumbuh-tumbuhan (Indriyanto, 2006: 32).

Metode  plot  adalah prosedur yang umum digunakan untuk sampling berbagai tipe  organisme.  Plot biasanya berbentuk segiempat atau persegi ataupun lingkaran, sedangkan ukurannya tergantung dari tingkat heterogenan komunitas.  Metode  ini digunakan untuk sampling tumbuh- tumbuhan, hewan-hewan  sessil  (menetap) atau bergerak  lambat seperti hewan-hewan yang meliang (bersarang di lubang tanah) (Indriyanto, 2006: 32).

Salah satu  teknik sampling untuk mempelajari komposisi vegetasi dapat dilakukan dengan Teknik Sampling Kuadrat  (Quadrat Sampling Technique) yang merupakan suatu teknik survey vegetasi dan sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh yang dibuat dalam teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal mungkin akan memberikan informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti bersifat homogen. Adapun petak¬-petak contoh yang dibuat dapat diletakkan secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling yang telah dikemukakan (Soegianto, 2002:18).

Bentuk petak contoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis vegetasi dan efisiensi sampling pola penyebarannya. Misalnya, untuk vegetasi rendah, petak contoh berbentuk lingkaran lebih menguntungkan karena pembuatan petaknya dapat dilakukan secara mudah dengan mengaitkan seutas tali pada titik pusat petak. Selain itu, petak contoh berbentuk lingkaran akan memberikan kesalahan sampling yang lebih kecil daripada bentuk petak lainnya, karena perbandingan panjang tepi dengan luasnya lebih kecil. Tetapi dari segi pola distribusi vegetasi, petak berbentuk lingkaran ini kurang efisien dibanding bentuk segiempat. Sehubungan dengan efisiensi sampling banyak studi yang dilakukan menunjukkan bahwa petak bentuk segiempat memberikan data komposisi vegetasi yang lebih akurat dibanding petak berbentuk bujur sangkar yang berukuran sama, terutama bila sumbu panjang dari petak tersebut sejajar dengan arah perobahan keadaan lingkungan/habitat (Soegianto, 2002:19).

Untuk memudahkan perisalahan vegetasi dan pengukuran parametemya, petak contoh biasanya dibagi-bagi ke dalam kuadrat-kuadrat berukuran lebih kecil. Ukuran kuadrat-kuadrat tersebut disesuaikan dengan bentuk morfologis jenis dan lapisan distribusi vegetasi secara vertikal (stratifikasi). Dalam hal ini Oosting (1956) menyarankan penggunaan kuadrat berukuran 10 x 10 m untuk lapisan pohon, 4 x 4 m untuk lapisan vegetasi berkayu tingkat bawah (undergrowth) sampai tinggi 3 m, dan 1 x 1 m untuk vegetasi bawah/lapisan herba. Tetapi, umummya para peneliti di bidang ekologi hutan membedakan potion ke dalam beberapa tingkat pertumbuhan, yaitu: semai (permudaan tingkat kecambah sampai setinggi < 1,5 m), pancang (permudaan dengan > 1,5 m sampai pohon muda yang berdiame[er < 10 cm), tiang (pohon muda berdiameter 10 s/d 20 cm), dan pohon dewasa (diameter > 20 cm). Untuk memudahkan pelaksanaannya ukuran kuadrat disesuaikan dengan tingkat perttunbuhan tersebut, yaitu umumnya 20 x 20 m (pohon dewasa), 10 x 10 m (tiang), 5 x 5 m (pancang), dan lxl m atau 2 x 2 m (semai dan tumbuhan bawah) (Soegianto, 2002 : 21-22).
(a). Petak Tunggal
Di dalam metode ini dibuat satu petak sampling dengan ukuran tertentu yang mewakili suatu tegakan hutan. Ukuran petak ini dapat ditentukan dengan kurva spesies-area. Untuk lebih jelasnya contoh petak tunggal dapat dilihat berikut ini:
Gambar 1. Suatu petak tunggal dalam analisis vegetasi
Agar data vegetasi hasil survei lebih bersifat informatif, sebaiknya bila waktu dan dana survey memungkinkan, setiap lokasi pohon beserta tajuknya (termasuk pancang, semai, dan tiang) begitu pula pohon yang masih berdiri atau pohon yang roboh dalam petak contoh, dipetakan. Hal ini akan sangat berguna untuk mengetahui pola distribusi setiap jenis vegetasi, proporsi gap, menduga luasan tajuk dari diameter, dan lain-lain.
(b). Petak Ganda. Di dalam metode ini pengambilan contoh vegetasi dilakukan dengan menggunakan banyak petak contoh yang letaknya tersebar merata. Peletakan petak contoh sebaiknya secara sistematis. Untuk menentukan banyaknya petak contoh dapat digunakan kurva species-area. Sebagai illustrasi pada Gambar 6.5 disajikan cara peletakan petak contoh pada metode petak ganda.
Gambar 2. Desain petak ganda di lapangan
*Cara menghitung besamya nilai kuantitatif parameter vegetasi sama dengan metode petak tunggal.
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Menurut Jurnal yang dikutip dari Supeksa, Ketut, dkk. 2015 (Soewono, 2002) menyatakan bahwa untuk melakukan analisis vegetasi ada beberapa rumus yang penting diperhatikan dalam menghitung hasil analisa vegetasi, menggunakan metode plot sebagai berikut  :
Kerapatan atau densitas adalah jumlah individu per unit luas, dengan kata lain merupakan  jumlah individu organisme persatuan ruangan. Nilai kerapatan suatu jenis menunjukan kelimpahan jenis dalam suatu ekosistem dan nilai ini dapat menggambarkan bahwa jenis dengan kerapatan tertinggi memiliki pola penyesuaian yang besar. Kerapatan sangat dipengaruhi oleh jumlah ditemukannya spesies dalam daerah penelitian. Semakin banyak suatu spesies, maka kerapatan relatifnya semakin tinggi.
K =  
Dengan demikian kerapatan spesies ke-i dapat dihitung sebagai K-i dan kerapatan relatif setiap spesies ke-I terhadap kerapatan total dapat dihitung sebagai KR-i.
K-i =  
KR-i =  
Frekuensi  dipergunakan untuk menyatakan proporsi antara jumlah sampel yang berisi suatu spesies tertentu terhadap jumlah total sampel. Frekuensi spesies tumbuhan adalah jumlah plot contoh tempat diketemukannya suatu spesies dari sejumlah plot contoh yang dibuat. Dengan demikian frekuensi dapat menggambarkan tingkat penyebaran spesies dalam habitat yang dipelajari.
Untuk kepentingan analisis komunitas tumbuhan, frekuensi spesies (F), frekuensi spesies ke-I (F-i) dan frekuensi relatif spesies ke-I (FR-i) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
F =  
F-i =  
FR-i = 
Dominansi/Luas Penutupan adalah proporsi antara luas bidang dasar yang ditempati oleh spesies tumbuhan dengan luas total habitat. Untuk kepentingan analisis komunitas tumbuhan, luas bidang dasar spesies (D), luas bidang dasar spesies ke-I (D-i) dan luas bidang dasar relatif spesies ke-i (DR-i) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. 
D =  
D-i =  
DR-i =  

Indeks Nilai Penting (Importance Value Index) adalah parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi (tingkat penguasaan) spesies-spesies dalam suatu komunitas tumbuhan. INP sebagai penjumlahan dari kerapatan relatif, frekuensi relatif, dan dominansi relatif. Dengan demikian indeks nilai penting (INP) dan indeks nilai penting untuk spesies ke-i (INP-i) dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut.
INP    = KR + FR + DR
INP-i = KR-i + FR-i + DR-i
Menurut journal yang dikutip (Sjafani, dkk. 2015) Analisis vegetasi juga dilakukan untuk menghitung nilai penting index. Nilai penting index dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:
Dimana: Relative density merupakan kepadatan relative
               Relative Frequency merupakan frekuensi relative 
               Relative dominan merupakan dominan relative
Alasan paling penting mengapa teknik sampling plot digunakan disuatu lahan atau wilayah adalah relative mudah dibandingan dengan metode lainya. Hal ini mencerminkan trade-off antara akurasi maksimum dan waktu minimum wajib diketahui. Karena metode plotless memberikan bias terbesar ketika vegetasi memiliki tingkat tinggi non-keacakan, sebaiknya tidak menggunakan metode ini ketika vegetasi tidak diketahui sebelumnya (Hijbeek,et all, 2013).


BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 
Pada praktikum kali ini kami menggunakan tempat penelitian mata kuliah ekologi tumbuhan di parkiran dosen FKIP Unej pada waktu 8.50 sampai 10.30 pada hari rabu 12 Oktober 2016 bersama para asisten dosen mata kuliah ekologi tumbuhan.
3.2 Alat dan Bahan 
3.2.1 Alat :
Plot
Tali rafia
Pasak 
3.2.2 Bahan : Buku identifikasi
3.3 Desain Percobaan (gambar)
3.4. Prosedur Perobaan 
Daerah pengamatan analisis vegetasi dilakukan di kebun Biologi gedung 3, FKIP UNEJ
Ukur area pengamatan seluas 10 x 10 m2 , pada daerah yang telah ditentukan
Lakukan proses ploting secara acak, dengan menempatkan suatu pot dengan ukuran 1 x 1 m2 . Lakukan pengamatan jenis vegetasi, kepadatan, kepadatan relatif, frekuensi relatif suatu spesies, luas penutupan, luas penutupan relatif, dan nilai penting vegetasi tersebut. Cara perhitungan dapat dilihat pada formula. Lakukan pengambilan plot tersebut sebnayak 3 kali secara acak, sehingga data yang dianalisis merupakan hasil rerata.
Cara Analisis Data
Dalam analisis data vegetasi dengan menggunakan metode plot, besaran-besaran yang harus dihitung adalah :
Kepadatan / Density (D) 
Di=ni/A
Ket :
Di = Kepadatan untuk spesies i
Ni = Jumlah total individu untuk spesies i
A = Luas total habitat yang disampling
Kepadatan Relatif / Relative Density (RD)
RDi=ni/Σn    atau   RDi=Di/TD=Di/ΣD
Ket : 
RDi = Kepadatan relatif spesies i
Ni =  Jumlah total individu untuk spesies i
∑n = jumlah total individu dari semua spesies
Di = akepadatan spesies i
TD = Kepadatan untuk semua spesies
∑D = Jumlah total kepadatan dari semua spesies

Frekuensi (F)
Fi=Ji/K
Ket :
Fi = Frekuensi spesies
Ji = Jumlah sampel dimana spesies i terdapat
K = Jumlah sampel yang didapat
Frekuensi Relatif (RF)
RFi=Fi/ΣF
Ket : 
RFI = Frekuensi relatif spesies i
Fi = Frekuensi spesies i
∑F = Jumlah frekuensi untuk semua spesies
Luas Penutupan (C)
Ci=Ai/A
Ket : 
Ci = Luas penutupan daerah i
Ai = Luas penutupan total oleh spesies i (dihitung dengan basal coverage atau fliage coverage)
A = Luas habitat yang disampling
Luas Penutupan Relatif (RC)
RCi = Ci/TC = Ci/ΣC
Ket : 
RCi = Luas penutupan relatif spesies i
Ci = Luas penutupan spesies i
TC = Luas penutupan total untuk semua spesies 
∑C = Jumlah luas penutupan dari semua spesies
Nilai Penting / Importnat Value (IV)
Jumlah dari ketiga pengukuran relatif diatas (RDi, RFi dan Rci) dikenal sebagai nilai penting (Important Value = IVi),
IVi = RDI + RFi + RCi
Nilai IVi berkisar antara 0-3 (300%). Nilai penting ini dapat digunakan untuk mengetahui dominasi suatu spesies dalam komunitas.
3.5 Skema Alur Percobaan


BAB 4. HASIL PENGAMATAN
Dari pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut :
Data 1
Plot Kotak Jenis tumbuhan Panjang (cm)
1 1 Rumput teki 1 16
Rumput teki 2 19
Rumput teki 3 16,5
Rumput teki 4 16,5
Rumput teki 5 11,5
Rumput teki 6 10,5
Rumput teki 7 20,5
Pegagan 1 3,5
Pegagan 2 3,0
Pegagan 3 4,3
Pegagan 4 2,8
Pegagan 5 1,5
Rumput A1 4,5
Rumput A2 4,3
Rumput A3 7,8
Rumput A4 7
Rumput A5 6
Rumput A6 5,5
Rumput A7 5,6
Rumput B1 3
Rumput B2 2,2
Rumput B3 2
Rumput B4 3
Rumput B5 1
2 Rumput teki 1 16,6
Rumput teki 2 17,8
Rumput teki 3 15,8
Rumput teki 4 16
Rumput teki 5 11,5
Rumput teki 6 10
Rumput teki 7 9
Rumput teki 8 14,8
Rumput teki 9 15,3
Rumput teki 10 16,2
Rumput teki 11 9,5
Pegagan 1 2,1
Pegagan 2 2,3
Pegagan 3 2,3
Pegagan 4 5,1
Pegagan 5 4,3
Pegagan 6 4,6
Pegagan 7 3,2
Pegagan 8 3,3
Pegagan 9 2,3
Pegagan 10 3,7
Pegagan 11 3,9
Pegagan 12 1,2
Pegagan 13 0,5
Pegagan 14 2,5
Pegagan 15 4,5
Rumput A1 8,3
Rumput A2 9,7
Rumput A3 6,9
Rumput A4 5
Rumput A5 11,2
Rumput A6 4,6
Rumput B1 6,1
3 Rumput teki 1 18,6
Rumput teki 2 18,7
Rumput teki 3 19,5
Rumput teki 4 15,5
Rumput teki 5 12,5
Rumput teki 6 15,6
Rumput teki 7 14,3
Rumput teki 8 16,6
Rumput teki 9 8,6
Rumput teki 10 7,5
Rumput teki 11 19,1
Rumput teki 12 20,5
Rumput teki 13 20,6
Pegagan 1 4,3
Pegagan 2 3,1
Pegagan 3 4,5
Pegagan 4 3,2
Pegagan 5 4,5
Pegagan 6 5,1
Pegagan 7 4,2
Pegagan 8 4,3
Pegagan 9 4,1
Pegagan 10 3,1
Pegagan 11 2,1
Pegagan 12 2,1
Pegagan 13 2,6
Pegagan 14 5,4
Pegagan 15 1,2
Rumput A1 8,6
Rumput A2 2,2
Rumput A3 6,7
Rumput A4 7,1
Rumput A5 6,6
Rumput A6 6,7
Rumput A7 6,3
Rumput A8 6,7
Rumput A9 7,9
Rumput B1 6,4
Rumput B2 10,5
Rumput B3 5,1
Rumput B4 0,3
4 Rumput teki 1 18,5
Rumput teki 2 16,4
Rumput teki 3 9,8
Rumput teki 4 16,9
Rumput teki 5 18,9
Rumput teki 6 19,5
Rumput teki 7 15
Rumput teki 8 12,5
Rumput teki 9 15,3
Rumput teki 10 8,3
Rumput teki 11 8,4
Rumput teki 12 13,6
Rumput teki 13 12,5
Pegagan 1 6
Pegagan 2 3,6
Pegagan 3 3,1
Pegagan 4 1,9
Pegagan 5 3
Pegagan 6 2,1
Rumput A1 12,5
Rumput A2 3,6
Rumput A3 2,9
5 Rumput teki 1 16,1
Rumput teki 2 15,3
Rumput teki 3 19
Rumput teki 4 13
Rumput teki 5 16,3
Rumput teki 6 8,5
Rumput teki 7 11,5
Rumput teki 8 10
Rumput teki 9 8
Rumput teki 10 14,4
Rumput teki 11 15,6
Rumput teki 12 17
Rumput teki 13 18,6
Pegagan 1 5
Pegagan 2 7,2
Pegagan 3 2,1
Rumput A1 1,1
Rumput A2 6,5
Rumput A3 5
Rumput A4 6,2
Rumput A5 6,4
Rumput B1 13
Rumput B2 10,1
Rumput B3 14,2
Rumput B4 9,6
6 Rumput teki 1 14
Rumput teki 2 15
Rumput teki 3 13,2
Rumput teki 4 12,2
Rumput teki 5 22,3
Rumput teki 6 10,5
Rumput teki 7 10,6
Rumput teki 8 11,4
Rumput teki 9 12,2
Rumput teki 10 14
Rumput teki 11 15,2
Rumput teki 12 16,4
Pegagan 1 5
Pegagan 2 2,5
Pegagan 3 3,4
Pegagan 4 4,2
Pegagan 5 2,5
Pegagan 6 4,7
Pegagan 7 3,2
Rumput A1 6,5
Rumput A2 8
Rumput A3 6,4
Rumput A4 11,5
Rumput B1 5,6
Rumput B2 3,1
Rumput B3 2,5
Rumput B4 0,7
Rumput B5 1,3
Rumput B6 3,1
Rumput B7 0,5
Rumput B8 1,4
Rumput B9 1,1
Rumput B10 2,4
Rumput B11 3,5
Rumput B12 1,5
7 Rumput teki 1 8,1
Rumput teki 2 20,22
Rumput teki 3 12,4
Rumput teki 4 10,4
Rumput teki 5 8,6
Rumput teki 6 10,1
Rumput teki 7 13,6
Rumput teki 8 14,8
Rumput teki 9 10,9
Rumput teki 10 17,4
Rumput teki 11 18,1
Rumput teki 12 20,8
Rumput teki 13 10,3
Rumput teki 14 2,24
Rumput teki 15 9,6
Rumput teki 16 8,5
Pegagan 1 3,1
Pegagan 2 2,6
Rumput A1 7,9
Rumput A2 4,5
Rumput A3 7,1
Rumput A4 3,8
Rumput A5 2,3
Rumput B1 4,1
Rumput B2 3,2
Rumput B3 5,5
8 Rumput teki 1 18,5
Rumput teki 2 16,4
Rumput teki 3 16,6
Rumput teki 4 17,2
Rumput teki 5 18,3
Rumput teki 6 14,9
Rumput teki 7 10,9
Rumput teki 8 10,3
Rumput teki 9 13,6
Rumput teki 10 10,4
Rumput teki 11 10,1
Pegagan 1 4,9
Pegagan 2 4,8
Pegagan 3 5,1
Pegagan 4 3
Pegagan 5 2,6
Pegagan 6 0,4
Pegagan 7 6,1
Rumput A1 10,3
Rumput A2 9,4
Rumput A3 8,5
Rumput A4 4,3
Rumput B1 3,8
Rumput B2 9,3
Rumput B3 6,5
Rumput B4 2,1
Rumput B5 4,5
Rumput B6 4,2
Rumput B7 0,5
9 Rumput teki 1 17,2
Rumput teki 2 22,1
Rumput teki 3 12,2
Rumput teki 4 11,4
Rumput teki 5 9,6
Rumput teki 6 20,1
Rumput teki 7 11,4
Rumput teki 8 14,6
Rumput teki 9 9,2
Pegagan 1 2,4
Pegagan 2 2,6
Pegagan 3 4,1
Pegagan 4 5,6
Pegagan 5 4,6
Pegagan 6 5,1
Pegagan 7 3,2
Rumput A1 7,4
Rumput A2 9
Rumput A3 7,5
Rumput A4 8,1
Rumput A5 7,5
Rumput A6 5,2
Rumput A7 6,1
Rumput A8 9,7
Rumput A9 7,2
Rumput B1 3,1
Rumput B2 5,2
Rumput B3 9,6
Rumput B4 4,3
Rumput B5 4,6
Rumput B6 5,1
Rumput B7 4,3
1 Pegagan 1 3,7
Pegagan 2 0,5
Pegagan 3 1
Pegagan 4 4,5
Pegagan 5 2,8
Pegagan 6 1,8
Pegagan 7 3,8
Pegagan 8 2,5
Pegagan 9 0,6
Rumput teki 1 4
Rumput teki 2 9
Rumput teki 3 1,5
Rumput teki 4 6,5
Rumput teki 5 2,2
Rumput teki 6 3,4
Rumput teki 7 4,9
Rumput teki 8 5,5
Rumput teki 9 6,7
Rumput teki 10 7,4
Rumput teki 11 8
Brambangan 1 7
Brambangan 2 3,5
Brambangan 3 2,7
Brambangan 4 12
Brambangan 5 13,5
Brambangan 6 17,3
Brambangan 7 19
2 Pegagan 1 1,8
Pegagan 2 3,2
Pegagan 3 2,7
Pegagan 4 2,5
Pegagan 5 3,7
Pegagan 6 13
Pegagan 7 7,1
Pegagan 8 3,8
Pegagan 9 4
Pegagan 10 2,5
Pegagan 11 7,8
Pegagan 12 8,1
Pegagan 13 8
Pegagan 14 10,5
Pegagan 15 14
Rumput teki 1 13
Rumput teki 2 8,6
Rumput teki 3 12,3
Rumput teki 4 9
Rumput teki 5 14,2
Rumput teki 6 2,7
Rumput teki 7 3,8
Brambangan 1 8
Brambangan 2 6,5
Brambangan 3 4,8
Brambangan 4 2,3
Brambangan 5 5,5
Brambangan 6 7,8
Brambangan 7 9,3
Brambangan 8 10
Brambangan 9 5,5
Brambangan 10 3,7
Brambangan 11 2,5
Brambangan 12 9
Brambangan 13 11
3 Pegagan 1 6,3
Pegagan 2 4,5
Pegagan 3 8,7
Pegagan 4 9
Pegagan 5 10,7
Pegagan 6 5
Pegagan 7 4,3
Rumput teki 1 8
Rumput teki 2 4,8
Rumput teki 3 6
Rumput teki 4 7,3
Rumput teki 5 5,2
Rumput teki 6 5
Rumput teki 7 9,3
Rumput teki 8 3,5
Rumput teki 9 2
Rumput teki 10 4
Brambangan 1 1,8
Brambangan 2 7,7
Brambangan 3 4
Brambangan 4 5,2
Brambangan 5 3,1
Brambangan 6 3,8
Brambangan 7 2
Brambangan 8 13
Brambangan 9 13,7
Brambangan 10 15
Brambangan 11 12,8
Brambangan 12 17
Brambangan 13 5
Brambangan 14 7
4 Pegagan 1 5
Pegagan 2 5,2
Pegagan 3 4
Pegagan 4 7
Pegagan 5 6
Pegagan 6 4,3
Pegagan 7 5,2
Pegagan 8 3
Pegagan 9 3,8
Pegagan 10 2
Pegagan 11 3,5
Pegagan 12 6,7
Rumput teki 1 13
Rumput teki 2 16
Rumput teki 3 12
Rumput teki 4 14,5
Rumput teki 5 8
Rumput teki 6 6
Rumput teki 7 2,5
Brambangan 1 4
Brambangan 2 9
Brambangan 3 5
Brambangan 4 7
Brambangan 5 4
Brambangan 6 6
5 Rumput teki 1 14
Rumput teki 2 16
Rumput teki 3 14
Rumput teki 4 17
Rumput teki 5 12,5
Rumput teki 6 9
Rumput teki 7 10
Pegagan 1 7
Pegagan 2 2
Pegagan 3 3
Pegagan 4 4
Pegagan 5 5,5
Pegagan 6 2
Pegagan 7 2
Pegagan 8 2
Brambangan 1 3
Brambangan 2 5
Brambangan 3 6
Brambangan 4 4,5
6 Pegagan 1 4,8
Pegagan 2 5,8
Pegagan 3 4
Pegagan 4 7,5
Pegagan 5 3,3
Pegagan 6 0,2
Rumput teki 1 5
Rumput teki 2 3
Rumput teki 3 1,5
Rumput teki 4 1
Rumput teki 5 1,2
Rumput teki 6 2
Rumput teki 7 3
Rumput teki 8 1,8
Rumput teki 9 4,5
Rumput teki 10 1
Brambangan 1 3,3
Brambangan 2 14
Brambangan 3 17
Brambangan 4 7
Brambangan 5 13
Brambangan 6 16
Brambangan 7 17
Brambangan 8 2
Brambangan 9 3
Brambangan 10 1,5
Brambangan 11 1,9
7 Pegagan 1 3
Pegagan 2 1,5
Pegagan 3 2,3
Pegagan 4 1
Pegagan 5 3,2
Pegagan 6 2
Pegagan 7 2,3
Pegagan 8 2,5
Pegagan 9 5,3
Pegagan 10 4
Pegagan 11 3
Pegagan 12 1,5
Pegagan 13 1,5
Pegagan 14 2,2
Pegagan 15 3,5
Pegagan 16 3,2
Pegagan 17 3
Brambangan 1 3
Brambangan 2 1,5
Brambangan 3 1
Brambangan 4 1,2
Brambangan 5 3,5
Brambangan 6 1,2
Brambangan 7 1,1
Rumput x1 1,1
Rumput x2 1
8 Rumput x1 1,5
Rumput x2 2,5
Rumput teki 1 1,5
Rumput teki 2 3,5
Rumput teki 3 1,3
Rumput teki 4 2
Rumput teki 5 3,2
Rumput teki 6 2
Rumput teki 7 1,4
Rumput teki 8 1,8
Rumput teki 9 2
Rumput teki10 1,6
Pegagan 1 2,2
Pegagan 2 4
Pegagan 3 2,8
Pegagan 4 2,1
Pegagan 5 3
Pegagan 6 4
Pegagan 7 4,5
Pegagan 8 2
Pegagan 9 1,1
Pegagan 10 2,4
Brambangan 1 2,5
Brambangan 2 0,7
Brambangan 3 1,3
Brambangan 4 1,6
Brambangan 5 2,5
Brambangan 6 1,8
Brambangan 7 7,6
Brambangan 8 6,5
Brambangan 9 2,5
9 Brambangan 1 1,5
Brambangan 2 2
Brambangan 3 1,5
Brambangan 4 3
Brambangan 5 3,5
Brambangan 6 3
Brambangan 7 6
Brambangan 8 3,3
Brambangan 9 4,4
Brambangan 10 6
Pegagan 1 5,4
Pegagan 2 3,4
Pegagan 3 5
Pegagan 4 2,3
Rumput teki 1 1,3
Rumput teki 2 2,4
Rumput teki 3 3,5
Rumput teki 4 4
Rumput teki 5 7,5
Rumput teki 6 6,5
Rumput teki 7 3,5
Rumput teki 8 2
3 1 - -
- -
- -
- -
2 Tapak liman 1 10
Tapak liman 2 17
Rumput teki 1 8
Rumput teki 2 14
3 Rumput teki 1 9
Rumput teki 2 7
Rumput teki 3 8,5
Rumput teki 4 9
Rumput teki 5 7
Rumput teki 6 11
Rumput teki 7 8
Rumput teki 8 12
Rumput teki 9 13
Rumput teki 10 12
Semanggi 1 7
4 Rumput teki 1 10
Rumput teki 2 14
Rumput teki 3 12
Tapak liman 1 4
5 Rumput teki 1 14
Rumput teki 2 21
Tapak liman 1 9
6 Rumput teki 1 9
Rumput teki 2 9
Rumput teki 3 25
Rumput teki 4 24
Tapak liman 1 5
7 Tapak liman 1 9
Tapak liman 2 7
Rumput teki 1 7
8 Tapak liman 1 11
Tapak liman 2 8
Rumput teki 1 9
9 Rumput teki 1 15
Rumput teki 2 21










Data 2 persebaran tanaman pada masing-masing plot 
Plot 1











Keterangan :
= Rumput teki, = Rumput B
= Rumput A,      = Pegagan









Plot 2












Keterangan :
= Pegagan ,   = Rumput teki
= Brambangan,       = Rumput x
Plot 3












Keterangan :
= Rumput teki 

= Tapak liman
= Semanggi

Data 3
plot Jenis tumbuhan jumlah Di RDi Fi RFi Ci RCi IVi
1 Rumput teki 105 0,035 0,39 0,525 0,177 17,7 0,177 0,773
Pegagan 67 0,022 0,25 0,432 0,146 14,6 0,146 0,828
Rumput A 52 0,017 0,19 1 33,8 33,8 0,338 0,861
Rumput B 43 0,014 0,16 1 0,338 33,8 0,338 0,827
∑ (jumlah) 267 0,088 0,99 2,957 0,999 99,3 0,999 3,289
2 Pegagan 88 0,03 0,365 0,57 0,19 19 0,19 0,75
Rumput teki 70 0,023 0,29 0,35 0,12 12 0,12 0,52
Brambangan 81 0,027 0,336 1 0,34 34 0,34 1,o1
Rumput X 2 0,00067 0,008 1 0,34 34 0,34 0,69
∑ (jumlah) 241 0,0806 0,999 2,92 0,99 99 0,99 2,97
3 Tapak liman 9 0,003 0,257 1 0,47 25,7 0,257 0,985
Rumput teki 25 0,0083 0,714 0,125 0,58 71,5 0,715 2,01
Semanggi 1 0,0003 0,028 1 0,47 2,8 0,028 0,526
∑ (jumlah) 35 0,0116 0,999 2,125 1,52 100 1 3,521


BAB 5. PEMBAHASAN
Dalam praktikum mengenai sampling dan analisis vegetasi dengan metode plot dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang teknik sampling tumbuhan dengan menggunakan metode plot dan melakukan analisis data vegetasi dari hasil sampling. Dalam praktikum kali ini, hal yang dilakukan adalah memasang plot pipa berbentuk segiempat dengan ukuran 1 x 1 m dan meletakkan atau melemparkan plot tersebut ke suatu area pengamatan. Area pengamatan yang digunakan dalam praktikum kali iniadalah kebun biologi, gedung 3 FKIP UNEJ. 
Metode plot adalah prosedur yang paling umum digunakan untuk sampling berbagai tipe organisme. Plot biasanya berbentuk segiempat atau persegi (kuadran) ataupun lingkaran. Untuk keperluan sampling tumbuhan, terdapat dua cara penerapan metode plot (petak) yaitu metode petak tunggal dan metode petak ganda.

Berdasarkan penerapanya terdapat dua metode yang digunakan yaitu metode petak tunggal dan petak ganda. Dalam praktikum kali ini metode plot yang digunakan adalah metode petak tunggal. Metode plot petak tunggal dapat memberikan informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti bersifat homogen. Dalam metode ini dibuat satu petak sampling dengan ukuran tertentu yang mewakili suatu tegakan hutan. Ukuran petak ini dapat ditentukan dengan kurva spesies-area. Metode ini sangat berguna dalam mengetahui pola distribusi setiap jenis vegetasi, proporsi gap, menduga luasan tajuk dari diameter, dan lain-lain. Di dalam metode petak ganda pengambilan contoh vegetasi dilakukan dengan menggunakan banyak petak contoh yang letaknya tersebar merata. Peletakan petak contoh dapat dengan msecara acak maupun secara sistematis tetapi sebaiknyadilakukan secara sistematis.

Dalam praktikum kali ini melakukan analisis vegetasi menggunakan metode plot dengan pengulangan 3 kali. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan keakuratan data hasil analisis. Selain itu pengulangan ini bertujuan agar mendapatkan data yang mencakup suatu area pengamatan tersebut, sehingga 3 plot yang dianalisis vegetasinya menjadi perwakilan dari suatu komunitas yang akan dianalisis vegetasinya. Penentuan lokasi plot juga dilakukan secara acak dengan tujuan untuk meminimalkan bias.

Dari hasil analisis pada plot dua, terdapat empat spesies yaitu pegagan sejumlah 88, rumput teki sejumlah 70, brambangan sejumlah 81 dan rumput X dengan jumlah 2. Analisis yang pertama adalah dengan menentukan kepadatan pada masing-masing spesies. Kepadatan adalah banyaknya jumlah total individu per satuan luas total dari habitat yang di sampling. Luas dari habitat yang di sampling adalah 2500 m2. Kepadatan pegagan 0,03, rumput teki 0,023, brambangan 0,027 dan rumput X 0,00067. Jumlah total dari kepadatan semua spesies adalah 0,081. Setelah diperoleh kepadatan, selanjutnya menentukan kepadatan relatif yaitu banyaknya spesies tertentu dalam plot dari keseluruhan jumlah spesies yang ada. Kepadatan relatif pegagan 0,37, rumput teki 0,28, brambangan 0,33, dan rumput X 0,0082.

Analisis selanjutnya adalah menentukan frekuensi dan frekuensi relatif dari maing-masing spesies. Frekuensi berkaitan dengan derajat penyebaran jenis dalam habitatnya. Frekuensi dapat dipengaruhi oleh luas kotak per plot, penyebaran tumbuhan dan ukuran jenis tumbuhan. Frekuensi pegagan 0,57, rumput teki 0,35, brambangan 1 dan rumput X adalah 1. Jumlah total dari frekuensi untuk semua spesies adalah 2,92. Untuk nilai frekuensi relatif adalah pegagan 0,19, rumput teki 0,12, brambangan 0,34, rumput X adalah 0,34.

Analisis pada plot 2 berikutnya adalah luas penutupan atau biasanya berkaitan dengan dominansi atau proporsi antara luas bidang dasar yang ditempati oleh spesies tersebut. Luas penutupan spesies pegagan adalah 19, rumput teki 12, brambangan 34 dan rumput X 34. Dan, luas penutupan relatifnya untuk masing-masing adalah pegagan 0,19, rumput teki 0,12, brambangan 0,34 dan rumput X adalah 0,34.

Setelah menentukan semua dari kepadatan hingga luas penutupan, maka langkah berikutnya adalah nilai penting yang merupakan jumlah dari pengukuran kepadatan relatif, frekuensi relatif dan luas penutupan relatif. Nilai penting dari pegagan adalah 0,75, rumput teki adalah 0,52, brambangan adalah 1,01 dan rumput X adalah 0,69. Hasil nilai penting yang terbesar adalah spesies brambangan, ini artinya bahwa spesies brambangan yang paling mendominasi diantara spesies yang lain.
Dari hasil analisis pada plot tiga, terdapat tiga spesies tanaman yang ditemui yaitu tapak liman sejumlah 9, rumput teki sejumlah 25, semanggi sejumlah 1. Analisis yang pertama adalah dengan menentukan kepadatan pada masing-masing spesies. Kepadatan adalah banyaknya jumlah total individu per satuan luas total dari habitat yang di sampling. Luas dari habitat yang di sampling adalah 2500 m2. Kepadatan tapak liman 0,003, rumput teki0,0083 dan semanggi 0,0003. Sehingga,  jumlah total dari kepadatan semua spesies adalah 0,0116. Setelah diperoleh kepadatan, selanjutnya menentukan kepadatan relatif yaitu banyaknya spesies tertentu dalam plot dari keseluruhan jumlah spesies yang ada. Kepadatan relatif tapak liman 0,257, rumput teki 0,714, semanggi 0,028, sehingga total kepadatan relatif spesies tersebut sebesar 0,999.

Analisis selanjutnya adalah menentukan frekuensi dan frekuensi relatif dari masing-masing spesies. Frekuensi berkaitan dengan derajat penyebaran jenis dalam habitatnya. Frekuensi dapat dipengaruhi oleh luas kotak per plot, penyebaran tumbuhan dan ukuran jenis tumbuhan. Frekuensi tapak liman 1, rumput teki 0,125, semanggi 1. Jumlah total dari frekuensi untuk semua spesies adalah 2,125. Untuk nilai frekuensi relatif adalah tapak liman 0,47, rumput teki 0,58, semanggi 0,47 dengan total nilai frekuensi relatif seuruh spesies adalah 1,52.

Analisis pada plot 3 berikutnya adalah luas penutupan atau biasanya berkaitan dengan dominansi atau proporsi antara luas bidang dasar yang ditempati oleh spesies tersebut. Luas penutupan spesies tapak liman adalah 25,7, rumput teki 71,5, semanggi 2,8 dan luas penutupan seluruh spesies sebesar 100. Selanjutnya mengenai luas penutupan relatif untuk masing-masing adalah tapak liman 0,257, rumput teki 0,715 dan semanggi 0,028.

Setelah menentukan semua dari kepadatan hingga luas penutupan, maka langkah berikutnya adalah nilai penting yang merupakan jumlah dari pengukuran kepadatan relatif, frekuensi relatif dan luas penutupan relatif. Nilai penting dari tapak liman adalah 0,985, rumput teki adalah 2,01 dan semanggi adalah 0,526. Hasil nilai penting yang terbesar adalah spesies rumput teki, hal ini menunjukkan bahwa, spesies rumput teki yang paling mendominasi diantara spesies yang lain.

Pada plot tiga ini memang memiliki perbedaan dari segi banyaknya jumlah spesies yang ditemukan, jika dibandingkan dengan spesies tumbuhan yang ada pada plot 1 dan plot 2. Hal tersebut dikarenakan pemilihan area eksekusi atau area pengamatan lahan, dimana pada plot tiga ini area yang dipilih berada pada area yang sebagian besar jarang ditumbuhi tanamana, justru didominasi oleh tumpukan daun-daun kering sehingga tidak banyak tanaman yang dapat dianalisis, namun perbedaan ini justru penting dilakukan pada pengamatan-pengamatan tertentu karena memiliki tujuan yaitu agar ditemukan suatu perbedaan kondisi, sehingga kita bisa menemukan data yang lebih akurat.

Untuk menentukan dominansi dari seluruh plot 1,2 dan 3 maka dapat ditentukan dengan menganalisis dari hasil indeks nilai penting, berdasarkan teori Indeks Nilai Penting (INP) merupakan parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi spesies-spesies dalam suatu komunitas tumbuhan. Pada plot 1 yang paling mendominasi adalah Rumput A dengan nilai penting 0,861,  plot 2 yang paling mendominasi adalah brambangan dengan nilai penting 1,01 dan plot 3 yang mendominasi adalah rumput teki dengan nilai penting 2,01. Alasan ketiga spesies dari ketiga plot dominan adalah berkaitan dengan adaptasi dan toleransinya terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Ketika suatu spesies dominan pada suatu lingkungan, berarti dia memiliki toleransi yang lebih lebar dibandingkan dengan spesies yang lain. Suatu spesies atau individu yang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan disebut sebagai spesies atau individu yang toleran.


BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Teknik sampling tumbuhan menggunakan metode plot. Terdapat dua cara dalam penerapan metode plot (petak), yaitu metode petak tunggal dan metode petak ganda. Data yang didapat dari praktikum ini merupakan data dengan pengambilan sampling tumbuhan menggunakan metode plot tunggal.
6.1.2 Hasil data vegetasi dari hasil sampling yang paling mendominasi adalah rumput teki, hal ini dikarenakan  wilayah yang digunakan sebagai tempat pengamatan memiliki karakteristik tanah yang cukup subur, sehingga banyak ditemui pula jenis spesies lainya.

6.2 Saran
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan benar – benar memahami cara kerja yang akan dilakukan. Sehingga, saat melakukan praktikum dapat dilakukan dengan cepat, benar dan waktu tidak terbuang karena masih bingung dengan carakerja.














DAFTAR PUSTAKA
Hijbeek,et all.2014. An Evaluation of Plotes Sampling Using Vegetation Simulations and Field Data from a Mangrove Forest. Jurnal An Evaluation of Plotless Sampling.Vol.8, No 6.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan.Jakarta : Bumi Aksara.
Sjafani, Hakim, dkk.2015.The Habitat and Estimation Population of Mamoa Bird (Eulipoa wallacei) in Galela Halmahera. Jurnal of Biodeversity and Enviromental Sciences.Vo.7, No.2.
Soegianto, Agus. 2002. Ekologi Kuantitatif. Surabaya : Usaha Nasional.
Supeksa, Ketut, dkk.2015 Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadrat Pada Plot yang Dibuat Dalam Bentuk Lingkaran di Kebun Raya Eka Karya Bali. Jurnal of Sciences.Vol. 6, No.1)

















LAMPIRAN



Arti:
Analisis vegetasi juga dilakukan untuk menghitung nilai penting index. Nilai penting index dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:
Dimana: Relative density merupakan kepadatan relative
               Relative Frequency merupakan frekuensi relative 
               Relative dominan merupakan dominan relative
Sjafani, Hakim, dkk.2015.The Habitat and Estimation Population of Mamoa Bird (Eulipoa wallacei) in Galela Halmahera. Jurnal of Biodeversity and Enviromental Sciences.Vo.7, No.2.

Arti:
Menggunakan metode plot disuatu lahan atau wilayah. Alasan paling penting mengapa teknik sampling plot digunakan adalah relative mudah dibandingan dengan metode lainya. Hal ini mencerminkan trade-off antara akurasi maksimum dan waktu minimum wajib diketahui. Karena metode plotless memberikan bias terbesar ketika vegetasi memiliki tingkat tinggi non-keacakan, sebaiknya tidak menggunakan metode ini ketika vegetasi tidak diketahui sebelumnya.
Hijbeek,et all.2014.An Evaluation of Plotes Sampling Using Vegetation Simulations and Field Data from a Mangrove Forest. Jurnal An Evaluation of Plotless Sampling.Vol.8, No 6.




Supeksa, Ketut, dkk.2015 Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadrat Pada Plot Yang Dibuat Dalam Bentuk Lingkaran Di Kebun Raya Eka Karya Bali. Jurnal of Sciences.Vol. 6, No.1)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN BIODAS : DIFUSI DAN OSMOSIS

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR DIFUSI DAN OSMOSIS Nama : Desy Putri Islamiyah NIM: 140210103044 Kelas: A Reguler Biologi Kelompok: 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 I. JUDUL DIFUSI DAN OSMOSIS II.   TUJUAN Untuk memahami permasalahan yang terjadi dalam percobaan mengenai difusi dan osmosis. III.                         DASAR TEORI Ada tiga macam gerakan ion atau molekul zat untuk melewati membran plasma yaitu difusi, osmosis dan transpor aktif. Pergerakan molekul-molekul zat secara difusi dan osmosis tidak memerlukan energi sehingga disebut transpor pasif sedangkan transpor aktif memerlukan energi untuk pergerakannya (Sulistyowati, 2010:8). 1.       Difusi Difusi merupakan suatu proses penyebaran molekul-molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh suatu gaya yang identik dengan energi kine

LAPORAN BIODAS : GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA Nama : Desy Putri Islamiyah NIM: 140210103044 Kelas: A Reguler Biologi Kelompok: 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 I. JUDUL GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA II.   TUJUAN Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia. III.                         DASAR TEORI A.     Pengertian Darah Setiap saat, dalam tubuh manusia terjadi proses sirkulasi berbagai macam zat yang dibutuhkan tubuh. Diperlukan peredaran media pengantar dan alat-alat yang turut berperan dalam sirkulasi untuk melakukan proses ini. Media dan alat-alat ini bekerja bersama-sama membentuk suatu sistem yang dikenal dengan sistem sirkulasi darah. Media yang berperan dalam peredaran zat-zat penting ke seluruh tubuh ini adalah dara