Langsung ke konten utama

LAPORAN BIODAS : MENGENAL EKOSISTEM



LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
MENGENAL EKOSISTEM







Nama : Desy Putri Islamiyah
NIM: 140210103044
Kelas: A Reguler Biologi
Kelompok: 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
I. JUDUL
MENGENAL EKOSISTEM
II.  TUJUAN
Mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem.
III.                        DASAR TEORI
Organisasi kehidupan dalam biologi dimulai dari yang kecil dan sederhana sampai yang besar dan kompleks. Urutannya adalah sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme. Sementara itu jika kita lihat satuan organisasi dalam ekosistem maka urutannya adalah individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer. Individu merupakan satuan fungsional dan struktural terkecil dalam ekosistem. Individu adalah satu makhluk hidup tunggal. Populasi merupakan sekelompok individu dari spesies makhluk hidup sejenis yang menempati suatu kawasan tertentu.dalam definisi tersebut yang sering dipermasahkan adalah istilah spesies. Sebenarnya ada berbagai macam definisi untuk spesies. Spesies dapat diartikan jenis individu yang memiliki struktur fisiologi yang sama. Komunitas merupakan kumpulan bermacam-macam populasi yang saling berinteraksi dan menempati kawasan tertentu. Di dalam komunitas terjadi interaksi di antara organisme-organisme yang membentuk komunitas baru. Ekosistem merupakan kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang membentuk hubungan timbal balik yang meliputi semua komponen biotik dan abiotik. Biosfer merupakan kesatuan berbagai macam ekosistem, meliputi semua organisme dan lingkungan yang berinteraksi untuk berlangsungnya sistem pendayagunaan energi dan daur ulang materi (Lakitan,1994:75).
            Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya,serta kondisi lingkungannya.Ekosistem sifatnya tidak tergantung ukuran,tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan komponennya.Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan komponen biotik (Tim Dosen Pembina,2014: 36).
Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem tertutup dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya ekosistem dibedakan menjadi ekosistem daratan (terestrial) dan ekosistem perairan (akuatik).Sebagai contoh ekosistem daratan adalah hutan, padang rumput, semak belukar, ekosistem tegalan. Sedangkan ekosisitem perairan dibedakan menjadi perairan air tawar dan air asin ( Waluyo,1993:53).
Ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik,
1.       Komponen Biotik
Biotik adalah mahluk hidup. Lingkungan biotik suatu mahluk hidup adalah seluruh mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda yang hidup di tempat yang sama. Dengan demikian, dalam suatu tempat , setiap mahluk hidup merupakan lingkungan hidup bagi mahluk hidup lain. Komponen-komponen biotic terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi, invertebrata dan vertebrata serta manusia (Aryulina, 2004 : 268).
Komponen biotik meliputi produsen, konsumen, kelompok pengurai (Zainuddin,1982:125).
Produsen adalah semua organisme yang berklorofil. Produsen meliputi organisme bersel satu seperti ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan biji. Karena memiliki klorofil produsen mampu mengubah zat anorganik dengan pertolongan cahaya,sehingga disebut sebagai makhluk hidup autotrof. Dengan demikian produsen dapat menyediakan bahan makanan bagi makhluk hidup lain. Konsumen seperti manusia, hewan dan tumbuhan lain yang tidak berklorofil tidak mampu memproduksi zat organik dari zat anorganik. Zat organik yang diperlakukannya berasal dari produsen atau hewan lain. Makhluk hidup yang tidak mampu menyusun zat organik sendiri disebut sebagai heterotrof. Oleh karena hewan dan tumbuhan yang tidak berklorofil mendapatkan zat organik dari organisme lain maka di dalam ekosistem organisme tersebut berfungsi sebagai pemakan/konsumen. Pengurai(decomposer) adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur (Syamsuri,2004:100).
Dalam hal ini, tidak ada penambahan lebih lanjut dalam biomassa dari tahun ke tahun. Istilah biomassa (atau standing crop) digunakan untuk melukiskan seluruh bahan organik yang terdapat dalam suatu ekosistem. Bila sebagian dari biomassa suatu komunitas tumbuhan dimakan, energi itu diteruskan ke pada suatu heterotrof, yang untuk keberadaannya bergantung pada energi tersebut. Misalnya belalang tumbuh dan melaksanakan seluruh kegiatannya berkat energi yang tersimpan dalam tumbuhan yang dimakannya. Pada gilirannya, herbivora menyediakan makan untuk hewan karnivora. Belalang tadi dapat dimakan oleh katak. Proses perpindahan energi dari makhluk ke makhluk lain dapat berlanjut. Katak dapat dimakan oleh ular hitam, yang gilirannya dapat dimakan oleh burung elang. Lintasan konsumsi makanan seperti itu disebut rantai makanan. Semua rantai makanan mulai dengan organisme autrofik, yaitu organisme yang melakukan fotosintesis seperti tumbuhan hijau. Organisme ini disebut produsen karena hanya mereka yang dapat membuat makan dari bahan mentah anorganik. Setiap organisme misalnya sapi atau belalang, yang merasa langsung memakan tumbuhan disebut herbivora atau konsumen primer. Karnivora seperti halnya katak, yang memakan herbivora disebut konsumen sekunder. Karnivora sebagaimana ular, yang memakan konsumen sekunder dinamakan konsumen tersier da seterusnya. Setiap tingkatan konsumen dalam suatu rantai makanan disebut tingkatan trofik (Kimball,1983:959).
2.       Komponen Abiotik
Abiotik adalah bukan mahluk hidup atau komponen tak hidup. Komponen abiotik merupakan komponen fisik dan kimia tempat hidup mahluk hidup. Contoh komponen abiotik antara lain suhu, cahaya, air, kelembapan, udara, garam-garam mineral, dan tanah (Aryulina,  2004 : 268).
a.       Suhu
Suhu atau temperatur adalah derajat energi panas. Sumber utama energi panas adalah radiasi matahari. suhu merupakan komponen abiotik di udara , tanah, air. Suhu sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup, berkaitan dengan reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup (Aryulina, 2004 : 268).
b.      Cahaya
Cahaya merupakan salah satu energi yang bersumber dari radiasi matahari. cahaya matahari terdiri dari beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari dengan panjang gelombang tertentu untuk proses fotosintesis (Aryulina, 2004 : 269).
c.       Air
Air terdiri dari molekul-molekul H2O. Air dapat berbentuk padat, cair dan gas. Di alam, air dapat berbentuk gas berupa uap air. Dalam kehidupan, air sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air (Aryulina, 2004 : 269).
d.      Kelembapan
Kelembapan merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah. Kelembapan di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan kelembapan di tanah berarti kandungan air dalam tanah. Kelembapan diperlukan oleh mkhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan. Kelembapan yang diperlukan setiap makhluk hidup berbeda-beda (Aryulina, 2004 : 269).
e.       Udara
Udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen (20,93%), karbon dioksida (0,03%) dan gas-gas lainnya. Nitrogen diperklukan makhluk hidup untuk membentuk protein. Oksigen digunakan mahluk hidup untuk bernapas. Karbin dioksida digunakan tumbuhan utnuk fotosintesis (Aryulina, 2004 : 269).
f.       Garam-garam mineral
Garam-garam mineral antara lain ion-ion nitrogen. Fosfat, sulfur,kalsium dan natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air (Aryulina, 2004 : 269).
g.      Tanah
Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan pembusukan bahan organic. Tanah memilki sifat,tekstur dan kandungan garam mineral tertentu (Aryulina, 2004 : 269).
Informasi tentang jumlah makhluk hidup pada setiap tingakt trofik dan berbagai aspek lainya di dalam ekosistem dapat diketahui melalui Piramida ekologi. Piramida ekologi terdiri dari piramida piramida energi, piramida biomassa dan piramida jumlah. Pada ketiga jenis piramida ekologi tersebut, bagian dasar piramida adalah produsen di atasnya konsumen, dan akan berakhir pada konsumen puncak. Berikut dijelaskan tentang ketiga macam piramida ekologi:

1. Piramida Energi
Tumbuhan sebagai produsen memiliki kemampuan untuk menangkap energi matahari. Oleh karena itu, semua makhluk hidup secara langsung atau tidak kelangsungan hidupnya bergantung pada tingkat trofik produsen. Pada umumnya 80% sampai 90% energi hilang selama mengalir dari satu tingkatan trofik ketingkat trofik selanjutnya sehingga efisiensi energinya hanya berkisar 5% sampai 20%. Artinya sealama proses perpindahan energi terjadi pengurangan energi pada tingkat trofik yang lebih tinggi, hal ini karena:
1. Energi tdak dapat diciptakan dan hanya dapat diubah dari satu bentu kebentuk yang lain atau menjadi panas yang tidak berguna lagi.
2. Sebagian dari materi yang dimakan tidak dapat dicerna oleh konsumer sehingga dibuang dalam bentuk feses atua urin yang masih mengandung energi.
Pada piramida energi, makin kepuncak tingkat trofik makin sedikit produktivitasnya, atau energi yang tersimpan semakin sedikit. Piramida energi selalu berbentuk menyempit ke atas. Piramida ekologi menunjukkan rendahnya efisiensi ekologi.
2. Piramida Jumlah
Jumlah individu di setiap tingkat trofik digambarkan dengan piramida jumlah. Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas, namun dapat terjadi piramida terbalik (atau sebagian terbalik) yaitu dasar piramida lebih kecil daripada tingkat di atasnya. Kondisi ini terjadi apabila ukuran tubuh konsumen labih kecil dari pada ukuran tubuh produsen.
3. Piramida Bioamassa
Berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dapat digambarkan dengan piramida biomassa. Pada piramida biomassa, setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seleruh organisme ditingkat trofik tersebut pada suatu waktu. Piramida biomassa umumnya juga berbentuk menyempit dari dasar ke puncak karena perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien.
Pada beberapa ekosistem, misalnya ekosistem akuatik piramida biomassa dapat berbentuk terbalik. pada ekosistem ini biomassa konsumen dapat melebihi biomassa produsen, karena ganggang sebagi produsen bereproduksi sangat cepat. Puncak piramida biomassa memiliki terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, karena individu karnivora umumnya bertubuh besar (Kusnadi, 2014(online)).
Gambar 3.1 piramida ekologi


IV.                        METODE PRAKTIKUM
4.1  Alat dan Bahan
4.1.1        Alat
a.       Tali rafia
b.       Pasak
c.       Kantong plastik
d.       Alat tulis
4.1.2        Bahan
Ekosistem daratan ( daerah sekitar kampus )






4.2 
Menentukan ekosistem daratan yang akan diamati
Cara Kerja

Menentukan daerah pengamatan dengan membuat kuadran 2x2m2 pada daerah pengamatan
Menentukan berdasarkan kelengkapan komponen yang teramati dalam ekosistem tersebut
Membuat diagram yang menghubungkan komponen-komponen dalam ekosistem tersebut dan daur ulang energi di dalamnya
Melakukan invetarisasi mengenai komponen abiotik dan biotiknya yang terdapat di dalamnya
 
















                V.                        HASIL PENGAMATAN
·         Komponen Abiotik
Komponen
Jumlah
Presentase
Sampah
4
0,29 %
Keramik
10
0,72 %
Daun kering
146
10,50 %
Batu
1230
88,49 %

Total: 1390







·         Komponen Biotik
Komponen
Jumlah
Presentase
Lumut
13
1,95 %
Rumput A
14
2,1 %
Tanaman paku
2
0,3 %
Rumput B
1
0,15 %
Tanaman A
3
0,45 %
Tanaman B
1
0,15 %
Semut angkrang
1
0,15 %
Semut
8
1,2 %
Tumbuhan kecil
620
93,09 %

Cacing tanah
2
0,3 %

Serangga
1
0,15 %


Total: 666


             VI.                        PEMBAHASAN
Dalam praktikum yang terakhir ini kami akan mencoba Mengenal Ekosistem. Dalam praktikum ini kita memiliki tujuan yaitu untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem. Maka pada praktikum ini kami melakukan pengamatan pada daerah sekitar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Tepatnya adalah daerah sebelah gedung dekanat. untuk mengetahui apa saja yang terdapat pada ekosistem daratan serta kedudukannya dalam ekosistem.
Dalam kegiatan pengamatan, kami mengambil sampel seluas 1 m2 yang dibatasi dengan pipa persegi yang berukuran 1 x 1 m. Pengambilan sampel kami lakukan secra acak guna memperoleh data yang seobjektif mungkin. Pada sampel seluas 1 m2 tersebut, dapat ditemukan sebuah ekosistem. Di dalamnya terdapat rumput, lumut, tanaman paku, tiga jenis tanaman yang tidak kami ketahui namanya, serta hewan sebagai komponen biotik. Rumput yang kami temukan tersebut terdiri dari  species yang kami beri nama rumput A dan rumput B. Hewan yang kami temukan diantaranya semut angkrang,  semut, serangga, dan cacing tanah. Sedangkan komponen abiotiknya adalah sampah, keramik, daun kering, dan batu.
Maka jika diperinci lebih detail komponen biotik dan abiotik yang kami temukan adalah sebagai berikut :
a.      Komponen Biotik
1.                  Rumput A
Pada praktikum ini kami menemukan spesies rumput yang berjumlah 14 individu. Presentase rumput A ini adalah 2,1%.  Rumput berperan sebagai produsen karena termasuk tumbuhan.
2.                  Rumput B
Rumput B berjumlah 1 individu, dan presentasenya adalah 0,15%. Rumput juga termasuk jenis tumbuhan.
3.                  Lumut
Lumut yang kami temukan berjumlah 13 individu dan presentasenya adalah 1,95%.
4.                  Tanaman A
Tanaman A berjumlah 3 individu dan presentasenya adalah 0,45%. Tanaman A dalam ekosistem berfungsi sebagai produsen.
5.                  Tanaman B
Tanaman B berjumlah 1 individu dan presentasenya adalah 0,15%. Tanaman B dalam ekosistem berfungsi sebagai produsen.
6.                  Tanaman paku
Tanaman paku yang kami temukan berjumlah 2 spesies dengan presentase sebesar 0,3%.
7.                  Tumbuhan kecil
Tumbuhan kecil yang kami temukan berjumlah sekitar 620 individu, sehingga memiliki presentase sebesar 93,09%. Tumbuhan kecil juga berperan sebagai produsen karena dapat membuat makanan sendiri dengan cara proses fotosintesis.
8.                  Semut angkrang
Semut angkrang yang kami temukan berjumlah satu individu, presentasenya adalah 0,15%.
9.                  Semut hitam
Semut berjumlah 8 individu, dengan presentase 1,2 %. Semut hitam merupakan omnivora karena memakan tumbuhan dan hewan yang sudah mati, semut hitam tidak pernah menyerang hewan lain yang masih hidup untuk dimakan.
10.              Anak cacing tanah
Anak cacing tanah yang kami temukan adalah dua ekor, sehingga memiliki presentase sebesar 0,3%. Anak cacing tanah berfungsi sebagai konsumen.
11.              Serangga
Serangga yang kami temukan berjumlah satu individu, dengan presentase sebesar 0,15 %.
b.      Komponen abiotik
1.      Sampah
Sampah yang kami temukan berjumlah 4 buah dengan presentase 0,29%.
2.      Pecahan Keramik
Pecahan keramik yang kami temukan berjumlah 10 buah dengan presentase 0,72%.
3.      Daun kering
Pada praktikum kali ini kami menemukan cukup banyak daun kering yaitu sejumlah 146 buah, dengan presentase 10,50%.
4.      Batu
Karena area yang kami dapatkan memang dominan area berbatu, maka jumlah batu yang kami dapatkan adalah sejumlah 1230 buah, dengan presentase sebesar 88,49%.
Sesuai dengan teori yang ada, bahwa antara komponen biotik dan komponen abiotik dimanapun itu akan selalu membentuk sebuah rantai makanan, jaring-jaring makanan, aliran energy, maupun siklus nutrisi. Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,  konsumen, dan dekomposer. Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu.  Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer atau konsumen I. Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder atau Konsumen II, diduduki oleh hewan pemakan daging yang disebut karnivora dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam ekosistem. Aliran energi dalam ekosistem adalah proses berpindahnya energi dari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat digambarkan dengan rantai makanan atau dengan piramida biomasa. Ekosistem mempertahankan diri dengan siklus energi dan nutrisi yang diperoleh dari sumber eksternal. Pada tingkat trofik pertama, produsen primer (tumbuhan, alga, dan beberapa bakteri) menggunakan energi matahari untuk menghasilkan bahan tanaman organik melalui fotosintesis. Hewan Herbivora yang makan hanya pada tanaman membuat tingkat trofik kedua. Predator yang memakan herbivora terdiri dari tingkat trofik ketiga, jika predator yang lebih besar hadir, mereka mewakili tingkat trofik lebih tinggi lagi. Organisme yang makanan pada beberapa tingkat trofik (misalnya, beruang grizzly yang memakan buah dan salmon) diklasifikasikan pada tertinggi tingkat trofik di mana mereka makan. Ada pula dekomposer, yang meliputi bakteri, jamur, jamur, cacing, dan serangga, memecah limbah dan organisme mati dan kembali nutrisi ke dalam tanah.                                                                            Namun dalam ekosistem tersebut, tidak ditemukan adanya keterkaitan rantai makanan antar satu dan lainnya. Tumbuhan sebagai produsen ( trofik I ) tidak dibutuhkan oleh hewan hewan tersebut. Kebutuhan mereka hanya pada tumbuhan yang sudah mai yang sudah menjadi komponen abiotik.  Selain itu, rantai makanan antar hewan juga tidak terjadi. Hal ini dikarenakan semut cenderung memakan sisa-sisa makanan atau sisa makhluk hidup yang telah mati. Sedangkan serangga dan cacing juga suka makan sisa mkhluk hidup yang telah mati . Dan semut sedang dalam pencarian makanan. Dari kesemua hewan, hanya semut saja yang merupakan konsumen I (trofik II). Karena semut juga mengumpulkan makanan yang berasal dari tumbuhan. Sedangkan yang menjadi konsumen tingkat II (trofik III) tidak ada.                                                                                              Dari komponen biotik yang ada, rumput, lumut, tumbuhan paku merupakan makhluk hidup yang bersifat autotrof. Autotrof sendiri merupakan makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri. Proses pembuatan makanan sendiri ini dinamakan fotosintesis. Sedangkan hewan yang ada di dalam ekosistem tersebut merupakan makhluk heterotrof karena mereka tidak dapat membuat atau mensintesis makanannya sendiri. Walaupun tidak bergantung langsung pada tumbuhan, tetapi mereka tetap merupakan makhluk hidup yang bersifat heterotrof.       Selain komponen biotik, di dalam suatu ekosistem juga terdapat komponen abiotik. Komponen abiotik ini merupakan komponen dasar dari keberadaan komponen biotik. Jika tidak ada komponen abiotik, maka komponen biotik pun akan sulit dijumpai. Seperti pada gurun pasir atau kutub. Pada pengamatan yang kami lakukan terhadap sampel ekosistem di daerah kampus, komponen abiotik yang menjadi objek pengamatan kami diantaranya sampah, pecahan keramik, daun kering, dan batu.                                                                             Sampah, pecahan keramik, daun kering, batu termasuk ke dalam komponen abiotik karena merupakan benda mati. Walaupun pada dasarnya berasal dari makhluk hidup, akan tetapi mereka sudah lepas dari sebutan itu. Hal ini selain dikarenakan mereka sudah lepas dari tumbuhan induknya, mereka hanyalah kumpulan sel sel yang sudah tidak bisa berkembang lagi. Lama kelamaan mereka akan hancur dengan sendirinya. Dalam hal ini, ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik terlihat. Sisa sisa tumbuhan ini akan membusuk dan terurai menjadi materi yang lebih sederhana. Nantinya materi sederhana ini akan kembali ke tanah dan meningkatkan kesuburan tanah. Secara otomatis, jika kesuburan tanah meningkat maka tumbuhan yang ada di sekitarnya akan tumbuh subur. Tumbuhan yang tumbuh subur ini mengundang binatang lain yang membantu penyerbukan tanaman pada akhirnya nanti.               Pengamatan yang kami lakukan tepat pada keadaan lingkungan setelah hujan. Dan pada saat itu langit masih ditutupi mendung sehingga cahaya yang masuk hampir tidak ada. Kami hanya memperkirakan saja keadaan cahaya, yaitu cahaya terang pada saat dilakukan pengamatan. Terang disini maksudnya adalah terangnya cahaya yang dapat membuat kita melihat benda. Bukan terang seperti ada panas seperti pada siang hari. Sebenarnya pengukuran intensitas cahaya dapat lebih akurat bila dilakukan pengukuran menggunakan luxmeter. Akan tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan karena alat ukurnya ( luxmeter ) belum dimiliki.                    Tanah merupakan komponen abiotik utama yang harus ada hampir disetiap ekosistem daratan. Hal ini dikarenakan tanah merupakan unsur terpenting dari keberadaan tanaman atau tumbuhan sebagai produsen. Suatu ekosistem dimana di dalamnya terdapat tumbuhan merupakan ekosistem yang lengkap. Dalam pengamatan yang kami lakukan terhadap sampel ekosistem tersebut, tanahnya padat dan becek. Hal ini dikarenakan tanah tersebut merupakan tempat yang dilalui mobil. Sehingga tanah menjadi terpapat lebih padat ke dalam.selain itu, tanah saat itu becek karen sudah diguyur hujan sebelum dilakukan praktikum. Walaupun begitu, masih dapat ditemukan suatu ekosistem. Berbeda dengan gurun, tanah selalu mengandung unsur hara walaupun sedikit. Sehingga masih bisa ditemui tumbuhan. Sedangkan di gurun, tanahnya bertekstur pasir dan sulit ditemukan air, sehingga kehidupan pun sedikit. Sehingga kita sangat sulit menemukan suatu ekosistem di gurun.                                                                       Pada pengamatan yang kami lakukan, tidak didapatkan data untuk kelembaban lingkungan yaitu lembab dan suhu adalah suhu sehabis turun hujan. Kelembaban lingkungan dan suhu udara kami ukur menggunakan higrotermometer. Namun karena kami tidak memiliki higrometer, maka kami tidak dapat membuktikan secara langsung tingkat kelembapan dan suhu di area tersebut.
          VII.                        PENUTUP
7.1  Kesimpulan
Ekosistem merupakan luasan daerah yang didalamnya terdapat komponen biotik dan abiotik dimana antara kedua komponen tersebut saling terjadi keterkaitan. Komponen biotik adalah makhluk hidup yang ada di dalam sebuah ekosistem yang meliputi tumbuhan, hewan bahkan manusia . Sedangkan komponen abiotik adalah benda mati yang menunjang keberadaan ekosistem. Komponen biotik meliputi tumbuhan dan hewan. Di dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen (trofik I) dan hewan sebagai konsumen (trofik II,III,IV dan seterusnya). Komponen abiotik meliputi tanah, udara, suhu, kecepatan angin, air, kelembaban, dan intensitas cahaya.
7.2  Saran
Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu harus mengetahui tujuan dan dasar-dasar teori praktikum. Dalam pengamatan yang akan dilakukan pada praktikum hendaknya lebih sabar dan teliti sehingga kita dapat menghasilkan pengamatan yang baik dan sempurna sesuai dengan apa yang kita kehendaki.


DAFTAR PUSTAKA

Aryulina,  Dyah. 2004. Biologi I. Jakarta : Erlangga.

Kimball,John W . 1983 . Biologi Jilid 3 Edisi Kelima . Jakarta : Erlangga

Lakitan,B. 1994. Ekologi . Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Syamsuri,Istamar . 2004 . Biologi . Jakarta : Erlangga

Tim Dosen Pembina. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Universitas Jember.

Waluyo,Joko. 1993. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Uneversitas Jember.

Zainuddin,A.M . 1982 . Penuntun Kegiatan Dalam Biologi Dengan Metode Inquiry. Jakarta : Sastra Hudaya

Kusnadi. 2014. Buku Saku Biologi SMA:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampling Dan Analisis Vegetasi

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN “SAMPLING DAN ANALISIS VEGETASI DENGAN METODE PLOT” Disusun oleh: KELOMPOK 3 Nurul Aini (140210103037) Desy Putri Islamiyah (140210103044) Rohmatul Islamiyah (140210103046) Rosita Veris (140210103058) Nafilah (140210103065) Rahmat Bayu Suseno (140210103067) Arinda Eka Lidiastuti (140210103074) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2016 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu pengetahuan.  Dalam ilmu lingkungan, seperti halnya dalam ekologi jasad hidup (organisme) pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi.  Populasi adalah sekelompok individu-individu jasad hidup (organisme) yang sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Respon terhadap rangsangan merupakan salah satu ciri utama kehidupan sehingga dengan adanya ciri ini orga

LAPORAN BIODAS : DIFUSI DAN OSMOSIS

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR DIFUSI DAN OSMOSIS Nama : Desy Putri Islamiyah NIM: 140210103044 Kelas: A Reguler Biologi Kelompok: 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 I. JUDUL DIFUSI DAN OSMOSIS II.   TUJUAN Untuk memahami permasalahan yang terjadi dalam percobaan mengenai difusi dan osmosis. III.                         DASAR TEORI Ada tiga macam gerakan ion atau molekul zat untuk melewati membran plasma yaitu difusi, osmosis dan transpor aktif. Pergerakan molekul-molekul zat secara difusi dan osmosis tidak memerlukan energi sehingga disebut transpor pasif sedangkan transpor aktif memerlukan energi untuk pergerakannya (Sulistyowati, 2010:8). 1.       Difusi Difusi merupakan suatu proses penyebaran molekul-molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh suatu gaya yang identik dengan energi kine

LAPORAN BIODAS : GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA Nama : Desy Putri Islamiyah NIM: 140210103044 Kelas: A Reguler Biologi Kelompok: 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 I. JUDUL GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA II.   TUJUAN Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia. III.                         DASAR TEORI A.     Pengertian Darah Setiap saat, dalam tubuh manusia terjadi proses sirkulasi berbagai macam zat yang dibutuhkan tubuh. Diperlukan peredaran media pengantar dan alat-alat yang turut berperan dalam sirkulasi untuk melakukan proses ini. Media dan alat-alat ini bekerja bersama-sama membentuk suatu sistem yang dikenal dengan sistem sirkulasi darah. Media yang berperan dalam peredaran zat-zat penting ke seluruh tubuh ini adalah dara