LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOLOGI
DASAR
KEANEKARAGAMAN
ORGANISME HEWAN
Nama : Desy Putri Islamiyah
NIM: 140210103044
Kelas: A Reguler Biologi
Kelompok: 5
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
I. JUDUL
KEANEKARAGAMAN ORGANISME HEWAN
II. TUJUAN
Mempelajari morfologi hewan invertebrata yang
diwakili oleh udang dan siput, serta hewan bertulang belakang/ vertebrata yang
diwakili oleh ikan dan katak.
III.
DASAR
TEORI
Di dalam
ekosistem terdapat berbagai jenis hewan. Berbagai jenis tersebut memiliki
kebutuhan yang sama tetapi mereka memiliki pebedaan dan persamaan. Perbadaan
itu meliputi struktur bentuk tubuhnya. Perbedaan yang nyata memungkinkan mereka
dikenali sebagai kelompok yang berbeda. Perbedaan tersebut menunjukkan adanya
keanekaragaman (Waluyo, 2006 :109 ). Ciri-ciri
hewan, yaitu :
1. Multiseluler,
2. Heterotrof,
3. Reproduksi
secara seksual atau beberapa jenis secara aseksual,
4. Membutuhkan
oksigen,
5. Dalam siklus
hidupnya terdapat periode embrionik,
6. Motil
( Waluyo, 2006: 109 ) Klasifikasi
kingdom animalia berdasarkan ada tidaknya tulang belakang dibedakan menjadi dua
yaitu:
1.
Hewan Tidak
Bertulang Belakang (Invertebrata)
Invertebrata merupakan
hewan tidak bertulang belakang. Sebagian besar invertebrata mempunyai habitat
di air atau tempat lembab. Organ tubuh invertebrata sebagian besar belum
sempurna, baik organ-organ penyusun sistem respirasi, ekskresi, pencernaan,
koordinasi dan sistem reproduksi. Beberapa invertebrata bermanfaat bagi manusia
tetapi ada juga yang membahayakan bagi manusia (Waluyo,2010:93). Filum invertebrata terdiri dari : 1.
Protozoa 2.
Porifera 3.Coelenterata 4.Vermes 5.Molusca 6.Arthopoda 7.Echinodermata
(Amiruddin, 1989: 45 )
Dalam
kesempatan ini dari kelompok hewan invertebrata akan dibahas phylum Mollusca
dan phylum Arthropoda ( Tim dosen Pembina, 2014: 31 ). Phylum mollusca dikenal sebagai
hewan bertubuh lunak dan tidak memiliki ruas tubuh. Tubuhnya yang lunak itu
umumnya ditutupi oleh cangkang atau rumah yang keras. Hewan ini dapat kita
temukan dimana-mana, di darat, di air tawar maupun di laut. Salah satu dari
anggota ini adalah gastropoda. Gastropoda yang umumnya kita temukan adalah
siput kebun ( Achatina fulica ). Struktur tubuh hewan ini, kepalanya
mempunyai dua pasang tentakel. Satu pasang tentakel pendek dan satu pasang
tentakel panjang. Pada ujung tentakel yang panjang terdapat mata. Terdapat
mulut dengan faring yang berotot yang terdapat radula dengan gigi yang terbuat
dari kitin. Bagian kepala langsung berhubungan dengan kaki yang berotot. Bagian
tubuh ini terdapat di dalam cangakang yang umumnya terbuat dari kalsium
karbonat. Pada sisi kanan tubuhnya terdapat lubang yang letaknya di bawah
kepala, agak ke bawah lagi terdapat lubang yang agak besar, yaitu lubang anus
dan respirasi. Matel merupakan selaput tipis yang berfungsi untuk menghasilkan
cangkang atau dapat pula digunakan untuk respirasi ( Tim Dosen Pembina, 2014:
31-32). Phylum
arthropoda merupakan phylum yang memiliki spesies yang paling banyak jika
dibandingkan dengan yang lain. Hewan yang termasuk ke dalam golongan ini adalah
kelas Crustacea ( udang-udangan ), kelas chilopoda ( lipan ), kelas diplopoda (
kaki seribu ), kelas arachnida ( laba-laba ), kelas insecta ( belalang ). Tubuh
arthropoda bagian beruas-ruas dengan temtakel yang umumnya beruas-ruas pula.
Seluruh tubuhnya ditutupi olrh rangka luar yang terbuat dari kitin. Crustacea
meliputi golongan udang-udangan dan kepiting. Kebanyakan hidup di air laut tapi
beberapa ada di air payau, tawar, tempat-tempat yang lembab dan di daratan.
Hewan yang paling umum dipelajari adalah udang. Tubuhnya ditutupi oleh
eksoskeleton ini merupakan bagian yang keras kecuali pada sambungan
segmen-segmennya, lunak, dan tipis, sehinnga memungkinkan untuk pergerakan.
Tubuhnya terdiri atas cephalotorax ( kepala dan dada bersatu ) dan abdomen di
bagian belakangnya. Bagian kepala mempunyai lima segmen, abdomen enam segmen,
dada delapan segmen. Masing-masing dengan sepasang appendage yang bersatu di
bagian ventral. Ruas-ruas cheloporax ditutup oleh penutup yang disebut karapax.
Di bagian ujung kepala terdapat rostrum ( moncong ). Sebelah bawah rostrum di
kedua sisinya terdapat mata majemuk dengan tangkai yang dapat digerakkan. Mulut
terdapat diantara mandibula dan anus terbuka ventral pada bagian telson yang
melebar di bagian ujung abdomenInsang terletak disebelah dalam pada ke dua sisi
karapax. Pasangan alat kelamin betina terbuka di bagian dasar dari pasangan
ketiga kaki jalannya di daerah thorax. Sedangkan yang jantan terletak diantara
oasangan kaki jalan yang kelima. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenula
pendek dan sepasang antena pendek yang dapat digerakkan untuk untuk menerima
stimulus dari lingkungannya. Juga di bagian ini terdapat mandibula yang
berfungsi untuk merobek makanan yang bergabung dengan bagian maxilla dan
maxilliped. Pda bagian thorax terdapat pasangan kaki jalan yang berfungsi untuk
bergerak, memgang makanan dan membersihkan permukaan tubuhnya. Pda bagian
abdomen terdapat sepasang swimmeret yang membantu dalam respirasi dan membawa
telur pada udang betina. Selain swimmeret, di bagian ujung abdomen terdapat
uropod yang melebar dengan telson membentuk paddle yang melebar pula dan
berfungsi untuk berenang dan melindungi telur ( Tim Dosen Pembina, 2014: 32).
2.
Hewan
bertulang belakang ( Vertebrata )
Vertebrata
memiliki rangka dalam yang tersusun atas tulang. Vertebrata ini umumnya hewan
tingkat tinggi, yaitu hewan yang memiliki organ khusus untuk melakukan fungsi
tertentu ( Anshori, 1996: 67 ). Ciri-ciri
hewan bertulang belakang, yaitu: 1. Memiliki tulang
punggung, 2.
Perkembangbiakannya umumnya secara generatif, 3.
Susunan saraf terletak di bagian dorsal, yaitu diatas saluran pencernaan (
Kamajaya, 1996 : 45 ). Hewan
bertulang belakang dibagi menjadi 5 kelas, yaitu:
1. Ikan ( pisces ), 2.
Amphibi, 3.
Reptil, 4.
Burung ( aves ), 5. Hewan menyusui ( mamalia ) (
Amiruddin, 1989: 77 ).
Dalam
kesempatan ini akan dibahas ikan dan amphibi. Ikan
merupakan hewan berdarah dingin, yaitu suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan lingkungan ( Kamajaya, 1996: 48 ). Tubuh ikan umumnya pipih bilateral
terdiri atas bagian badan ( tuncus ), kepala ( caput ), dan ekor ( cauda ).
Sirip yang terdapat pada ikan umumnya sirip punggung/pina dorsalis, sirip
dada/pina thoracalis, sirip perut/pina abdominalis, sirip anus/pina analis, dan
sirip ekor/pina caudalis. Di daerah kepala terdapat celah mulut, sepasang
cekung hidung/fofeanasalis di depn mata. Mata terletak di bagian samping tanpa
kelopak, mata ditutup oleh selaput argantea yang kuat. Bagian samping kepala
terdapat insang/operculum. Seluruh bagian badan ditutup oleh sisik. Pada bagian
samping tubuh samar-samar terlihat garis yang memanjang ke arah ekor, disebut
gurat sisi/linea lateralis. Pada bagian ventral tubuh terdapat dua sampai tiga
lubang pengeluaran, yaitu lubang anus, lubang urin, dan lubang kelamin. Sirip
ekor umumnya bertipe homocercal ( ujung sirip terbelah menjadi bagian yang sama
) ( Tim Dosen Pembina,2014: 33 ). .Kelas
amphibi mencakup tiga bangsa, yaitu apoda, urodela, anura. Ciri-ciri morfologi
anura antara lain, tubuh pendek, lebar, dan kaku, kepala dan badan bersatu,
tanpa leher, dan ekor, tungkai depan lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan
tungkai belakang. Contoh dari kelas ini adalah Rana sp.dan Bufo sp.,
tubuh katak terdiri atas kepala, badan serta empat anggota gerak. Di bagian
kapala terdapat celah mulut, lubang hidung, dan membran timphani. Pada bagian
badan terdapat dua pasang kaki ( kaki depan dengan empat jari dan kaki belakang
dengan lima jari, lubang pengeluaran berupaa kloaka ( Tim Dosen Pembina, 2014:
33 ).
IV.
METODE PRAKTIKUM
4.1 Alat
dan Bahan
4.1.1
Alat
a) Papan
seksi
b) Pinset
c) Jarum
bertangkai
d) Loupe
e) Kertas
tissue
4.1.2
Bahan
a) Siput
kebun (Acatina fulica)
b) Udang
(Cambarus sp.)
c) Ikan
mas (Cyprinus carpio)
d) Katak
hijau (Rana sp.)
4.2
Meletakkan
bahan pada papan seksi
|
Mengamati
bahan sesuai nomor urutnya
|
Memberi
keterangan bagian-bagiannya sesuai dengan dasar teori
|
Menggambar
bahan
|
V.
HASIL
PENGAMATAN
5.1
Siput Kebun (Acatina fulica)
Keterangan:
1. Cangkang
2. Apeks
3. Suture
4. Wohrl
(diantara garis)
5. Badan
wohrl)
6. Spire
(4-5 gelang/wohrl)
7. Bibir
luar
8. Bibir
dalam
9. Apertur
10. Kaki
muscular
11. Antena
Panjang
= foto reseptor
Pendek
= kemoreseptor
12. Lubang
kelamin
13. Mulut
|
5.2
Udang (Cambarus sp.)
Keterangan:
1. Chepalotorax
2. Badan
3. Ekor
4. Sternum
(bersekat)
5. Antena
1 pasang
6. Mata
7. Kaki
jalan (7/8 pasang)
8. Kaki
renang (5 pasang)
|
Keterangan:
1. Sirip
punggung
2. Sirip
ekor
3. Sirip
perut
4. Sirip
dada
5. Sirip
anus
6. Sisik
7. Operkulum
8. Mata/
organofisis
9. Mulut
10. Lubang
hidung/ nasale
11.
Gurat sisi
|
5.4
Katak Hijau (Rana sp.)
Keterangan:
1. Kepala
2. Badan
3. Tulang
ekor
4. Kepala
dengan soris
5. Mulut/
Rima oris
6. Hidung/
Nasale
7. Mata/
organon fiscus
8. Membran tympani
9. Punggung
dorsal
10. Tungkai
depan
11. Tungkai belakang
12. Radius
13. Ulna
14. Tarsal
15. Metatarsal
16. Digiti
17. Falanges
(4)
18. Femur
19. Fibia
20. Karpal
21. Metakarpal
22. Digiti
23. Falanges
berselaput (5)
|
VI.
PEMBAHASAN
Dalam kegiatan praktikum acara ke sepuluh, kami melaksanakan
pengamatan keanekaragaman hewan. Dalam melakukan
pengamatan, objek yang kami amati adalah hewan dari tingkat rendah sampai
tinggi. Hewan yang kami amati diantaranya hewan invertebrata dan hewan
vertebrata.
Pada pengamatan pertama hewan yang diamati adalah hewan dari kelompok
vertebrata ( hewan bertulang belakang ) yang diwakili oleh oleh kelas ikan (
pisces ) dan amphibi . Dari kelas pisces, ikan yang diamati adalah ikan mas ( Cyprinus
carpio ), dari kelas Amphibi adalah katak hijau ( Rana sp. )
Pada pengamatan
terhadap ikan mas, teramati beberapa bagian tubuh mulai dari depan sampai
belakang. Bagian bagian tersebut diantaranya ; bagian kepala , badan dan bagian
ekor. Bagian kepala terdiri dari mulut ( rimaoris ), mata ( organofisum ),
tutup insang ( operkulum ), hidung ( fovea nasalis ). Sedangkan bagian badan
terdiri atas sirip dada ( cauda
pectoralis ), sirip perut ( cauda abdomenalis ), sirip pungung ( cauda dorsalis
), sirip anus ( cauda analis ), sirip ekor ( cauda ), kloaka, gurat sisi dan sisik.
Untuk bagian ekor sendiri hanya terdapat sirip ekor.terdapat susunan organ
tubuh, yaitu mulut, mata, 2 sirip perut, 2 sirip dada, 1 sirip punggung, 1
sirip anus, 1 sirip ekor, gurat sisi dan anus yang masing-masing memiliki
fungsinya masing-masing.
Pada bagian kepala,
rimaoris atau mulut ikan mas terletak di tengah dan berbentuk seperti mulut
manusia. Fungsi dari mulut adalah untuk makan dan juga sebagai tempat masuknya
air. Air yang masuk melalui mulut selanjutnya diserap oksigenya dan digantikan dengan
CO2 . prosesnya dinamakan difusi dan berlangsung di bagian insang.
Mata atau organofisum pada ikan terletak di bagian depan samping. Mata ikan
menghadap samping dan berada di bagian atas mulut. Mata ini berfungsi sebagai
alat indera dalam melihat mangsa atau predator. Tutup insang ( operculum )
merupakan bagian dari insang yang berada di bagian luar. Fungsi dari operculum
ini adalah untuk melindungi insang sebagai organ respirasi. Operculum ini
bertekstur keras dan licin.
Tubuh ikan ditutupi
oleh sisik seluruhnya. Sisik pada ikan licin karena berlendir, agar dapat
bergerak dengan cepat di air. Pada bagian badan ikan terdapat berbagai macam
sirip dan bagian bagian lainnya. Sirip dada atau cauda pectoralis merupakan
sirip pada ikan mas yang terletak di bagian dada di dekat operculum. Sirip ini
berfungsi saat ikan berenang. Bentuk sirip dada lebih besar dari pada sirip
lainya kecuali sirip punggung. Sirip perut ( cauda abdomenalis ) merupakan
sirip yang bentuknya lebih kecila dari sirip dada. Sirip perut ini juga
berfungsi dalam melancarkan gerakan ikan dalam air. Sirip punggung atau cauda
dorsalis merupakan sirip ikan yang terletak di bagian punggung ikan. Sirip ini
memiliki duri. Sirip punggung sendiri hanya ada satu memanjang dari badan
bagian depan sampai pertengahan. Sedangkan sirip sirip lainya berpasangan kanan
dan kiri. Sirip punggung berfungsi memecah air yang dilalui ikan saat berenang.
Sehingga pergerakan ikan lebih cepat. Sirip anus (cauda analis) adalah sirip
ikan yang letaknya di sekitar anus. Sirip ini memiliki ukuran paling kecil
dibandingkan sirip sirip lainnya. Fungsi dari sirip anus ini juga sama , yaitu
mempermudah pergerakan ikan. Sirip ekor merupakan sirip ikan yang bentuknya
sama dan tersusun secara vertikal, yaitu atas dan bawah. Sirip ekor ini
bentuknya seperti daun waru dan berfungsi sebagai alat belok disaat ikan
berenang.
Pada ikan mas, terdapat
kloaka. Kloaka terletak di sekitar sirip
anus (cauda analis). Kloaka ini merupakan muara dari saluran pencernaan,
saluran kelamin dan saluran urine. Terdapat pula linea lateralis merupakan
garis memanjang yang terlihat dibagian badan ikan diantaranya sisik sisiknya.
Linea lateralis ini pada ikan bisa disebut sebagai indera ke enam dikarenakan
linea lateralis tersebut memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap rangsangan
di sekitar tubuh ikan. Selanjutnya ada gurat sisi adalah bagian tubuh yang
dapat dilihat secara langsung, berupa garis yang gelap di kedua sisi tubuh ikan
mulai dari posterior operculum sampai ekor. Pada gurat sisi terdapat
lubang-lubang yang berfungsi untuk menghubungkan kondisi luar tubuh dengan
sistem kanal yang menampung sel-sel sensori dan pembuluh saraf. Selain itu
membantu ikan dalam mengidentifikasi lingkungan sekitarnya
Ikan mas merupakan hewan vertebrata.
Berikut merupakan pengklasifikasian dari ikan mas;
Kingdom :
Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Deuterostomia
Superphylum : Vertebrata
Phylum :
Chordata
Class :
Actinopterygii
Subclass :
Neopterygii
Suborder :
Ostariophysi
Order :
Cypriniformes
Family :
Cyprinidae
Genus :
Cyprinus
Species :
Cyprinus carpio Linnaeus
Pengamatan yang kedua adalah mengamati
katak hijau ( Rana sp. ). Pada katak terdapat bagian kepala. Pada katak terdapat
rima oris. Rima oris terletak pada ujung moncong atau rostrum yang berfungsi
untuk menangkap makanan. Organon fisus ( mata ) besar yang spherik digunakan
sebagai alat penglihatan. Tiap mata mempunyai kelopak atas dan bawah, serta di
dalamnya mempunyai selaput bening yang berfungsi untuk menutupi mata bila ada
di air. Pada
bawah mata lubang pipih tertutup oleh membran timpani berfungsi sebagai telinga
untuk menerima gelombang suara. Membran timpan sebagai organ penghasil suara
pada katak dan berfungsi menarik perhatian pada katak betina. Terdapat dua
membran timpani, yaitu di kanan dan kiri. Sedangkan hidung (
fovea nasalis ) merupakan organ pada katak yang berfungsi sebagai indera
pembau. Letak hidung di atas mulut. Hidung ini tidak terlihat seperti halnya
hidung manusia.
Pada bagian badan
terdapat dorsum yaitu bagian menonjol yang ada pada bagian atas katak. Dorsum
berfungsi sebagai alat bantu loncat. Bagian atas badan katak disebut dorsal,
sedangkan bagian bawah katak disebut vertal. Di ujung bagian belakang badan
dijumpai kloaka, yaitu lubang kecil untuk membuang sisa-sisa makanan tidak
dicerna, urine, dan sel-sel kelamin (telur/sperma)dari alat reproduksi.
Bagian alat gerak (tungkai) merupakan
anggota gerak pada katak yang meliputi tungkai depan dan tungkai belakang.
Tungkai pada katak ini berfungsi sebagai alat gerak untuk memudahkan katak
dalam bergerak. Pada tungkai depan terdapat beberapa bagian, diantaranya jari
(digiti), tungkai atas (brakhium), tungkai bawah (antebrakhium) dan telapak
(manus). Jari atau digiti merupakan bagian tungkai yang paling ujung yang
bentuknya seperti jari manusia. Bedanya pada katak terdapat selaput renang.
Tungkai atas atau brakhium pada katak bisa diibaratkan lengan atas. Tungkai
atas ini berfungsi sebagai penopang tubuh katak. Tungkai bawah merupakan lanjutan
dari tungkai atas yang letaknya diantara tungkai atas dan jari. Bentuk tungkai
atas dan tungkai bawah hampir sama. Perbedaannya hanya pada tungkai atas
ukurannya lebih besar. Telapak atau manus adalah telapak jari pada katak. Manus
ini memudahkan katak dalam berenang di air. Seperti halnya tungkai depan, pada
tungkai belakang juga memiliki susunan yang hampir sama. Perbedaannya dengan
tungkai depan hanya pada nama latinnya dan tambahan beberapa bagian saja. Pada
tungkai belakang terdapat beberapa bagian diantaranya tungkai atas ( femur ),
tungkai tengah ( crus ), tungkai belakang ( pedes ), telapak ( manus ) dan jari ( digiti ). Pada
dasarnya tungkai belakang pada katak berfungsi untuk mempermudah katak dalam
melompat. Sehingga tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai depan. Pada
bagian tungkai atas ( femur ), bentuknya lebih besar dan tampak lebih kuat. Tungkai
tengah atau crus merupakan lanjutan dari tungkai atas. Tungkai tengah ini
bentuknya lebih kecil dari pada tungkai atas. Letaknya diantara tungkai atas
dan tungkai belakang. Tungkai belakang merupakan tungkai yang berada di bagian
akhir dari kaki belakang katak. Tungkai ini berfungsi sebagai penguat pada saat
katak bersiap untuk melompat. Jari ( digiti ) dan telapak ( manus ) pada bagian
tungkai belakang memiliki fungsi dan bentuk yang sama dengan tungkai depan.
Perbedaannya terletak pada ukurannya. Pada tungkai belakang jari dan telapak
lebih besar dari pada tungkai depan.
Berikut merupakan pengklasifikasian
katak sebagai hewan ampfibi;
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Deuterostomia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Amphibia
Order : Anura
Suborder :
Neobatrachia
Family :
Ranidae
Genus :
Rana
Species :
Rana sp.
Pengamatan
yang ketiga adalah mengamati siput kebun ( Achatina
fulica ). Struktur morfologinya berupa cangkang, apex, sutura, whorel, whor, spire,
ibir luar, apertur, bibir dalam, sepasang antena panjang, sepasang antena
pendek, lubang geneta. Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi. Kaki
berotot yang menjulur di bagian ventral tubuhnya befungsi untuk merayap atau
menggali. Lubang kelamin yang menurut literatur terletak pada sisi kanan tubuh
bagian bawah kepala, tidak terlihat, begitu pula dengan lubang respirasi dan
anus. Dari hasil pengamatan juga terlihat siput juga menghasilkan lendir.
Lendir ini berfungsi untuk memudahkan pergerakan siput karena siput bergerak
dengan menggunakan kaki muscular ini merupakan bagian perut dari siput. Pada bagian kepala,
terdapat tentakel panjang dan tentakel pendek. Tentakel panjang berfungsi untuk
fotoreseptor dan tentakel pendek berfungsi untuk kemoreseptor. Fotoreseptor
berfungsi untuk mengetahui gelap terang,
pada bagian ini memiliki mata. Kemoreseptor merupakan bagian tentakel yang pendek
berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Antena panjang lebih sering muncul
daripada antena pendek, dikarenakan pada ujung tentakel yang panjang terdapat
mata, sehingga dengan memunculkan tentakel yang panjang siput dapat melihat
lingkungan sekitar. Selain itu siput memiliki cangkang yang menutupi tubuh
siput tumbuh melingkar dengan ujung yang semakin kecil, cangkang terbuat dari
kalsium karbonat. Berfungsi untuk melindungi tubuh siput. Pada
bagian cangkang terdapat whorl, suture, apeks, spire dan aperture. Whorl
merupakan merupakan bagian cangkang yang melingkar dan besar yang bentuknya
seperti konde biasanya terdapat garis – garis diatasnya. Suture merupakan
gelungan atau bagian yang melingkar yang terletak diatas whorl tetapi ukurannya
lebih kecil. Apeks merupakan puncak kerucut pada cangkang, ini merupakan bagian
tertua. Spire merupakan gelung – gelungannya, biasanya terdiri dari 4-5 dalam
suatu cangkang. Aperture merupakan lubang besar pada cangkang merupakan tempat
badan siput berada. Sedangkan untuk bagian tubuhnya terdapat badan, bibir luar,
bibir dalam, fotoreseptor, kemoreseptor, kaki maskular, mulut dan lubang
kelamin. Pada bagian badan tampak langsung menyatu dengan kaki, di dalam badan
terdapat organ – organ dari siput itu sendiri. Yang dimaksud pada bibir luar,
bibir dalam dan kaki maskular letaknya hampir berdekatan, pada kaki maskular
berfungsi sebagai alat gerak yang bisa merayap atau menggali serta memiliki
otot. Berikut
pengklasifikasian dari siput kebun:
Kingdom :
Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Protostomia
Superphylum : Lophozoa
Phylum :
Mollusca
Class :
Gastropoda
Order :
Stylommatophora
Suborder :
Sigmurethra
Infraorder : Holopodopes
Family :
Achatinidae
Genus :
Achatina
Species :
Achatina fulica
Pengamatan yang terakhir adalah mengamati udang (Cambarus sp.). Pada saat percobaan
struktur morfologi yang terlihat yaitu badan, kepala, kaki renang, kaki jalan
dan ekor. Pada bagian badan, khususnya dada dan kepala menjadi satu yang
disebut chepalothorax. Cephalothorax ini ditutupi oleh zat
kitin yang disebut karapax. Fungsi dari karapax ini adalah
melindungi bagian organ dalam udang. Selanjutnya adalah abdomen. Abdomen
merupakan terusan dari cephalothorax atau bisa disebut perut. Abdomen pada
udang beruas ruas dan keras, tetapi di persambungan antar ruasnya bersifat
lunak. Fungsi dari abdomen adalah sebagai tempat mencerna makanan. Badan udang
ini bersegmen dan terdapat sternum, sternum adalah tulang dada yang berfungsi
untuk melindungi organ yang ada di dalamnya. Kemudian terdapat ekor. Ekor
merupakan bagian ujung belakang dari udang. Ekor pada udang berada di sisi kiri
dan kanan. Fungsi dari ekor adalah sebagai alat belok saat berjalan atau
berenang. Di bagian tengah dari kedua ekornya, terdapat telson. Telson
merupakan terusan dari abdomen yang berbentuk runcing memanjang ke belakang.
Telson ini berfungsi memecah gelombang air yang terlewati saat berenang. Kaki
jalan adalah bagian kaki yang lebih panjang dan terletak di bagian depan. Kaki
jalan pada udang ada tujuh pasang. Kaki jalan ini berfungsi sebagai alat jalan
dan menangkap mangsa. Kaki renang adalah kaki yang lebih pendek dan terletak di
bagian bawah abdomen. Kaki renang ini berjumlah lima pasang dan berfungsi
sebagai alat renang.
Pada bagian kepala terdapat karapax
yaitu merupakan zat kitin/zat kapur yang berfungsi untuk melindungi bagian yang
lunak dan juga pada kepala terdapat mata, antena dan mulut. Antena
pada udang ada dua. Yang satu pasang berupa antena panjang dan sepasang lagi berukuran pendek.
Antena yang panjang berbentuk seperti rambut panjang dan terletak di bagian
depan dekat antenula di bawah rostrum. Antena panjang ini berfungsi untuk
mendeteksi mangsa dan lingkungannya. Sedangkan antena pendek atau antenula ini
juga berfungsi sebagai pendeteksi keadaaan lingkungannya. Mulut atau rostrum
pada udang terletak di bagian depan di atas antena dan antenula. Mulut ini
berfungsi sebagai tempat dimana makanan pertama kali diproses. Selanjutnya
adalah mata. Mata pada udang terletak di sebelah rostrum. Mata ini berfungsi
sebagai indera penglihat. Dalam mencari makanan, udang tidak hanya mengandalkan
mata saja, tetapi juga dibantu dengan antena.
Sedangkan dalam habitatnya, terdapat jenis udang
yang hidup di air tawar dan jenis udang yang hidup di air laut. Udang yang hidup di air tawar
menghadapi masalah penambahan air melalui osmosis dan kehilangan garam melalui
difusi. Udang yang hidup di air tawar memecahkan masalah keseimbangan air
dengan hampir tidak minum air dan mensekresikan banyak sekali urin yang sangat
encer. Sedangkan udang yang hidup di air laut penambahan garam yang berlebih
melalui difusi dan kehilangan cairan yang berlebih melalui osmosis.
Udang
termasuk hewan invertebrata karena tidak mempunyai tulang belakang. Berikut
merupakan klasifikasi dari udang ;
Kingdom :
Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Protostomia
Superphylum : Ecdysozoa
Phylum :
Arthropoda
Class :
Malacostraca
Order :
Decapoda
Suborder :
Eucarida
Infraorder : Astacidea
Family :
Cambaridae
Genus :
Cambarus
Species :
Cambarus
sp.
VII.
PENUTUP
7.1
Kesimpulan
1) Kelompok
hewan invertebrata memiliki tingkatan lebih rendah dari hewan vertebrata.
2) Hewan
invertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak bertulang belakang sedangkan
hewan vertebrata merupakan kelompok hewan bertulang belakang.
3) Pada hewan invertebrata yang
berfungsi untuk melindungi tubuhnya yaitu zat kitin/ zat kapur, sedangkan untuk
hewan vertebrata dengan tulang atau tengkorak.
4) Pada
struktur morfologi hewan invertebrata dengan vertebrata terdapat bagian kepala,
badan, dan anggota gerak.
7.2 Saran
1) Saat menggambar hasil percobaan harus jelas agar kita dapat dengan mudah
mengetahui bagian – bagian dari struktur morfologi hewan.
2) Setelah menggambar berilah keterangan pada bagian- bagian yang terlihat
agar dapat diketahui fungsi dari bagian-bagian organelnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin. 1989. Biologi.
Jakarta: Erlangga
Anshori, I. 1984. Biologi
Umum. Bandung: Ganeca Exact
Kamajaya. 1996. Sains Biologi.
Bandung: Ganeca Exact
Tim Dosen Pembina. 2014.
Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember
Waluyo, Joko. 2006. Biologi
Dasar. Jember : Jember University Press
Waluyo, Joko.2010. Biologi
Umum. Jember : Universitas Jember
Komentar
Posting Komentar