LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOLOGI
DASAR
MEMPELAJARI
JARINGAN PADA TUMBUHAN
Nama : Desy Putri Islamiyah
NIM: 140210103044
Kelas: A Reguler Biologi
Kelompok: 5
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
I. JUDUL
MEMPELAJARI JARINGAN PADA TUMBUHAN
II. TUJUAN
Setelah selesai praktikum ini
diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan jaringan-jaringan penyusun tubuh
tumbuhan.
III.
DASAR
TEORI
Jaringan adalah kumpulan
sel yang mempunyai asal, bentuk, fungsi, dan struktur yang sama. Pada tumbuhan, jaringannya yang tersusun atas sel sel yang mempunyai
kemampuan totipotensi yang berbeda dengan jaringan hewan, artinya jaringan
tumbuhan merupakan jaringan yang kemampuan membelah, memanjang dan
defrensiasinya tak terbatas sehingga dari kemampuannya jaringannya. Tumbuhan
dapat diperbanyak dengan vegetatif mengingat kemampuan totipotensi itu tubuh, tumbuhan pun
terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan
akan berkumpul membentuk organ dan seterusnya sampai membentuk satu tubuh
tumbuhan. Sedangkan untuk melakukan proses-proses hidup pada
tumbuhan terdapat bermacam-macam sel yang masing-masing mempunyai fungsi
tertentu. Beberapa macam sel pada tumbuhan adalah sebagai berikut:
1.
Sel parenkim, adalah
sel dengan dindig tipis, membentuk jaringan parenkim yang merupakan jaringan
dasar pembentuk korteks.
2.
Sel kolenkim, adalah
sel yang serupa dengan sel parenkim namun memiliki dinding tebal, terutama pada
sudut-sudutnya. Membentuk jaringan kolenkim umumnya terdapat di daerah korteks.
3.
Sel epidermis, adalah
sel dengan dinding tebal (penebalan primer), membentuk jaringan epidermis yang
merupakan jaringan pelindung.
4.
Sel sklerenkim,
adalah sel yang membentuk jaringan sklerenkim dan mempunyai penebalan sekunder.
5.
Trakeid, adalah sel
yang ujungnya meruncing dan ada penebalan dinding, dan merupakan bagian dari
xilem.
6.
Trakea, adalah sel
yang melakukan penebalan dinding dan berderet memanjang sejajar sumbu tubuh.
7.
Pembuluh tapis,
adalah sel yang terdiri atas suatu deretan memanjang dari sel-sel yang memiliki
dinding ujung yang berpori halus (Parjatmo, 1987: 10).
Terbentuknya jaringan pada tumbuhan adalah karena adanya
pembelahan dari sel-sel, yang dalam hal ini sel-sel yang terjadi tetap
melakukan hubungan-hubungan dengan erat antara yang satu dengan yang lainnya.
Selanjutnya pembentukan jaringan-jaringan tersebut sangat erat pula hubungannya
dengan pembentukan berbagai alat pada tumbuhan seperti akar, batang, daun,
bunga, buah, dan lain sebagainya. Dalam hal ini tiap jaringan biasanya hanya
melakukan satu proses dalam hidupnya. Seperti jaringan meristem yang mampu
membelah terus-menerus dan membentuk sel-sel baru (Waluyo, 1993: 71).
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat
digolong-golongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan
tersebut. Berdasarkan umurnya, jaringan digolongkan menjadi jaringan jaringan muda yang masih bersifat bisa
membelah diri dan dan bisa berkembang menjadi bermacam-macam jaringan. Karena
sifatnya ini, jaringan muda disebut jaringan meristem. Selain jaringan
meristem, pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai
bentuk yang bermacam-macam sesuai letak dan fungsinya (TIM
DOSEN PEMBINA, 2014:14).
Pada
jaringan meristem terdapat sitoplasma yang penuh dan kemampuan totipotensi yang
tinggi karena kemampuan membentuk jaringan yang lain berupa jaringan dewasa.
Jaringan meristem dapat dibedakan menjadi jaringan meristem primer dan jaringan
meristem sekunder. Jaringan meristem primer terletak pada bagian organ yang
paling muda (pada tunas dan ujung organ). Jaringan ini merupakan kelanjutan
dari pertumbuhan embrional yang mempunyai kemampuan untuk membelah, memanjang,
dan berdefrensiasi serta spesialisasi membentuk jaringan dewasa. Jaringan
meristem dapat menghsailkan hormon auksin, sehingga membuat terjadinya
pembelahan secara terus-menerus kearah memanjang. Pertumbuhan jaringan meristem
primer sering disebut pertumbuhan primer. Jaringan meristem primer ini menyebabkan
akar dan batang bertambah panjang. Sedangkan jaringan meristem sekunder merupakan jaringan dewasa yang mempunyai
kemampuan totipotensi, yang pertumbuhannya kearah membesar, sehingga
menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Jaringan meristem sekunder berada
dibagian tengah organ, sesuai dengan fungsinya untuk melakukan pembentukan
jaringan yang berbeda dari yang sebelumnya. Contoh jaringan meristem sekunder
adalah kambium.
Selain
jaringan meristem primer dan meristem sekunder, jaringan meristem juga
dibedakan berdasarkan letaknya, yaitu sebagai berikut:
v meristem
apikal(ujung), merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh sel-sel initial yang
berada pada ujung-ujung dan cabang batang serta akar dari alat-alat tumbuhan.
Dengan adanya meristem ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang.
v meristem
interkalar(antara), pada tumbuhan monokotil pemanjangan sumbu pucuk disebabkan
oleh bagian bagian meristematik yang terdapat di bagian ruas. Meristem yang
menyebabkan pemanjangan ruas disebut meristem interkalar. Jaringan ini terdapat
diantara jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang rumput.
v maristem
lateral (samping), merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh sel-sel initial
yang terletak antara bagian alat-alat tumbuhan(antara jaringan-jaringan
dewasa). Akibat dari meristem ini tumbuhan mengalami perbesaran kesamping.
Jaringan ini letaknya sejajar dengan permukaan organ misalnya kambium pembuluh
dan gabus. (Soerodakoesoemo, 1987:2).
Jaringan
dewasa adalah Jaringan dewasa adalah jaringan yang sel-selnya telah berhenti
atau sementara berhenti untuk tumbuh. Sel-sel penyusun dapat berupa sel hidup
atau sel mati, bentuknya pipih atau prisma, berdinding tipis atau tebal dan
dibagian tengahnya terdapat vakuola.
Berdasarkan
fungsinya, jaringan dibedakan menjadi:
1.
Jaringan
pelindung
Gambar 3.1 Jaringan
pelindung
Jaringan
pelindung berfungsi untuk menyelubungi permukaan tubuh, pada bagian tubuh
primer berupa epidermis dan pada bagian yang telah mengalami pertumbuhan
sekunder diganti oleh periderm yang tersusun oleh sel gabus. Jaringan epidermis
terletak paling luar dan disusun oleh sel-sel hidup dengan dinding sel yang
tipis dan terletak menutupi organ tumbuhan. Selain berfungsi sebagai pelindung
jaringan di bawahnya yang lunak,epidermis juga berfungsi sebagai pencegah
kehilangan air, penyimpanan air, penyerap air dan sebagai kelenjar
(soesilo,1986:226).
2.
Jaringan
dasar atau parenkim
Gambar 3.2 Jaringan
dasar
Jaringan Parenkim merupakan jaringan terbesar yang
terdapat pada tumbuhan karena mengisi hampir sebagian besar jaringan di tubuh
tumbuhan baik pada akar, batang, daun, biji maupun buah. Jika ditinjau secara
filogenetis, jaringan parenkim dapat dianggap sebagai jaringan-jaringan pada
tumbuhan yang susunannya merupakan pemula. Jadi sesuai dengan pengertian diatas
yaitu jaringan parenkim merupakan jaringan dasar (Sutrian, 1992:123).
Jaringan parenkim merupakan jaringan yang paling
umum dan belum berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air
disimpan oleh tanaman pada jaringan ini. Jaringan Parenkim biasanya memiliki
dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif
dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang tipis. Ruang
interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim. Nama lain dari jaringan
parenkim adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang,
kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim
bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang
mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan
dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
Menurut bentuknya parenkim dapat dibagi
menjadi beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut:
1. Parenkim palisade, merupakan penyusun mesofil
daun, kadang-kadang pada biji, dengan bentuk sel panjang, tegak dan mengandung
banyak klorofil.
2. Parenkim
bunga karang, penyusun mesofil daun, bentuk serta susunannya tidak teratur,
ruang antar selnya relative besar.
3. Parenkim
bintang(aktinenkim), bentuknya seperti bintang, saling bersambungan di ujungnya
sehingga banyak mempunyai ruang antar sel.
4. Parenkim
lipatan, dinding selnya mengadakan lipatan kea rah dalam serta banyak
mengandung kloroplas, penyusun mesofil daun padi dan daun pinus.
3.
Jaringan
pengangkut
Gambar 3.3 Jaringan
pengangkut
jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas
sel-sel xilem dan floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler).
Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan
floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.
1) Xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks
karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah
trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel
yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun
atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam
berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu
yang membentuk kayu pada batang.
Trakeid dan trakea merupakan
dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat
panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas
sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid
tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa
plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.
Sedangkan pada trakea terdapat
perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Transpor air dan mineral
pada trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung
lewat noktah (celah) antar sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun
sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung)
membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat
berupa cincin spiral, atau jala.
2) Floem
Pada prinsipnya, floem merupakan
jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh
tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim. Floem juga dikenal
sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun
pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa
sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa
pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam
amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
4.
Jaringan penguat
Sistem
jaringan penguat terdiri dari dua jaringan sederhana yaitu kolenkim dan
sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini dapat berada tersebar di antara jaringan
dasar, tetapi dapat pula mengelompok membentuk jaringan yang terpisah (Soesilo
dkk. 1986 : 31)
·
Jaringan
kolenkim
Gambar 3.4 Jaringan
kolenkim
Kolenkim
terdiri dari sel – sel yang serupa dengan parenkim tapi dengan penebalan pada
dinding sel primer disudut sudut sel tidak menyeluruh. Umumnya terletak pada
bagian peripheral batang dan beberapa bagian daun. Dinding sel yang plastis dan
fleksibel pada kolenkim member dukungan yang cukup untuk sel – sel tetangganya.
Karena kolenkim jarang menghasilkan dinding sel sekunder, jaringan ini tampak
sebagai sel – sel dengan penebalan dinding sel yang ekstensif. Hubungan erat
antara jaringan kolenkim dan parenkim tampak pada batang dimana kedua jaringan
ini terletak bersebelahan.
·
Jaringan
Sklerenkim
Gambar
3.5 Jaringan
sklerenkim
Jaringan
Sklerenkim adalah jaringan pendukung / penguat pada tanaman. Penebalan lignin
terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal.
Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa
(gambar jaringan sklerenkim). Sel – sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim
mungkin terbagi menjadi 2 tipe: serat (fibre) atau sklereid yang keras . Serat
atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing pada penampang
membujur (longitudinal section; L.S.), sedangkan sklereid atau sel batu pada
batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung
serabut dan sklereid. Sklereid terdapat pada organ tanaman yang biasanya keras
baik buah dan biji.
5.
Jaringan
gabus
Jaringan gabus tersusun dari sel-sel memipih
yang mati tanpa ruang antar sel. Sel-sel tersebut dibatasi oleh lamela bahan
berlemak, disebut suberin. Jaringan ini dihasilkan oleh cambium gabus atau
felogen.yang pada batang kebanyakan tumbuhan, muncul dalam sel-sel korteks
terluar, dan pada akar umumnya dibentuk dalam perisikel. Semua jaringan, dari
kambium pembuluh keluar, membentuk pegagan sumbu.
6.
Jaringan
sekretori
Tumbuhan
mengeluarkan senyawa-senyawa dalam tubuhnya melalui jaringan sektori yang
terbagi atas jaringan rekresi, ekskresi dan sekresi berdasarkan pada seberapa
jauh senyawa yang dihasilkan jaringan itu telah memasuki proses metabolisme.
Jaringan rekresi yang mpentinga adalah hidatoda yang merupakan struktur tempat
mengeluarkan air. Letaknya diujung trakeid, dapat berupa bangunan sederhana
atau berupa jaringan kompleks. Jaringan sekresi dapat berupa rambut kelenjar atau
kelenjar. Senyawa yang dihasilkan bermacam senyawa organik. Jaringan
sekresi terdapat dalam berbagai bagian idioblas, sampai jaringan komplesks.
Jaringan sekresi berbeda-beda ada yang berbuku-buku ada yang tidak. Saluran itu
ada yang terpisah-pisah ada juga yang bergabung membentuk jala.
Jaringan-jaringan
tersebut diatas bersama jaringan yang lain membentuk bermacam-macam organ,
diantaranya organ vegetatif. Organ tersebut terdiri dari daun, batang dan akar.
Berikut penjelasan masing-masing organ vegetatif tersebut:
a.
Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai
alat pencengkeram pada tanah atau penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar
memiliki bagian pelindung berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh organ
lain. Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar primer dan
akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari
perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang telah dewasa
selain dari perisikel atau keluar dari organ lain seperti dari daun dan batang.
b.
Batang
Batang merupakan salah satu organ vegetatif
pada tumbuhan. Pada
tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga
korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran.
Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara
floem dan xilem terdapat kambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada
tumbuhan dikotil. Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi
dalam pertumbuhan sekunder.
c.
Daun
Daun merupakan tempat berlangsungnya proses
fotosintesis. Pada daun, terdapat struktur morfologi yang berbeda pada setiap jenis tumbuhan
berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur morfologi daun dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari:
bentuk tulang daun, bangun daun atau bentuk helaian daun, tepi daun, bentuk
ujung daun, bentuk pangkal daun, dan permukaan. Daun tidak hanya digunakan
sebagai tempat fotosintesis, tetapi daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan
air) dan respirasi (pernapasan).
IV.
METODE
PRAKTIKUM
4.1 Alat
dan Bahan
4.1.1
Alat
Mikroskop
4.1.2
Bahan
Berupa
preparat awetan penampang melintang akar, batang, dan daun
4.2 Cara
Kerja
Meletakkan
preparat penampang melintang daun dibawah mikroskop
|
Mengamati
dengan perbesaran lemah ke kuat
|
Menggambar
sektor/juring dari preparat yang menunjukkan jaringan –jaringan daun secara
lengkap
|
4. 2.2 Mengamati
Preparat Batang
Meletakkan
preparat penampang melintang batang di bawah mikroskop
|
Mengamati
dengan perbesaran lemah ke kuat
|
Menggambar
sektor/juring dari preparat yang menunjukkan jaringan-jaringan batang
secara lengkap
|
4.2.3 Mengamati
Preparat Akar
Meletakkan
preparat penampang melintang akar di bawah mikroskop
|
Mengamati
dengan perbesaran lemah ke kuat
|
Menggambar
sektor/juring dari preparat yang menunjukkan jaringan-jaringan akar secara
lengkap
|
V.
HASIL
PENGAMATAN
5.1 Hasil pengamatan preparat
awetan daun Citrus sp.
Perbesaran
40x
Keterangan
:
1. Epidermis
atas
2. Stomata
3. Jaringan
palisade
4. Jaringan
spons
5. Epidermis
bawah
|
5.
5.2 Hasil pengamatan preparat awetan daun Zea mays
Perbesaran
100x
Keterangan :
1.Epidermis
atas
2.stomata
3.jaringan
palisade
4.jaringan
spons
5.epidermis
bawah
|
5.3 Hasil pengamatan preparat awetan batang Zea mays
Perbesaran 40x
Keterangan :
1.epidermis
2.korteks
3.jaringan
pengangkut
4.jaringan
penguat
|
5.4 Hasil pengamatan preparat awetan batang Cucurbita sp.
Perbesaran 40x
Keterangan :
1.epidermis
2.korteks
3.jaringan
pengangkut
4.jaringan
penguat
|
5.5 Hasil pengamatan preparat awetan akar Allium cepa
Perbesaran 40x
Keterangan :
1.epidermis
2.korteks
3.endodermis
4.jaringan
pengangkut
5.jaringan
penguat
|
5.6 Hasil pengamatan preparat awetan akar Arachis hipogea
Perbesaran 100x
Keterangan :
1.epidermis
2.korteks
3.endodermis
4.jaringan pengangkut
5.jaringan penguat
|
VI.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini, kami mengamati preparat awetan berupa penampang melintang
akar, batang, dan daun. Pada praktikum kali ini, ada enam kelompok yang
melakukan pengamatan.
·
Pengamatan terhadap preparat awetan daun
Citrus sp.
Pengamatan
yang pertama ini kami menggunakan perbesaran 40 kali. Daun Citrus sp. tergolong daun tumbuhan dikotil. Pada tumbuhan dikotil bentuk daunnya
menyirip. Pada daun Citrus sp. terdapat
beberapa jaringan, yaitu jaringan epidermis atas, stomata, jaringan palisade,
jaringan spons, dan jaringan epidermis bawah.
Jaringan epidermis
berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai
adaptasi untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang
dalam jumlah banyak disebut stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan sel
tetangga yang banyak mengandung kloroplas. Adanya stomata memungkinkan
terjadinya pertukaran gas antara sel-sel fotosintetik dibagian dalam daun
dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap air.
Bagian tengah dari struktur anatomi daun Citrus
sp. juga dapat kita jumpai jaringan parenkim yang menyusun mesofil daun dan
terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar/jaringan tiang) dan parenkim
spons(parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel-sel yang
memanjang di sel-sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel
sebagai tempat pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung.
·
Pengamatan terhadap preparat awetan daun
Zea mays
Dengan
menggunakan mikroskop, pengamatan terhadap daun Zea mays diamati menggunakan perbesaran 100 kali. Pada pengamatan
kali ini terlihat jaringan epidermis di bagian atas dan bawah daun atau
dibagian luar daun. Epidermis disini berfungsi untuk melindungi jaringan yng
terdapat pada daun, agar tidak dapat ditembus oleh air dari luar. Pada daun Zea mays juga terdapat stomata yang
berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dan tempat keluarnya O2
ketika terjadinya proses fotosintesis. Selain itu, stomata juga berfungsi untuk
penguapan air. Secara umum gambar penampang melintang daun adalah sebagai
berikut:
Gambar 6.1 penampang
melintang daun
·
Pengamatan terhadap preparat awetan
batang Zea mays
Pengamatan
dilakukan dengan enggunakan perbesaran 40 kali. Zea mays merupakan salah
satu tumbuhan monokotil, yang memiliki ciri khas berkas pembuluhnya yaitu
tersebar dan biasanya tidak beraturan atau tersebar. Pada pengamatan terhadap
preparat batang Zea mays, yang dapat teramati adalah ikatan pembuluhnya
bertipe kolateral tertutup dimana floem dan xilem berdampingan dan tidak
dibatasi kambium. Teramati pula bahwa xilem dikelilingi floem membentuk satu
ikatan pembuluh dan ikatan pembuluh tersebut tersebar tidak beraturan disetiap
bagian dalam batang. Pada pengamatan kali ini, nampak adanya jaringan-jaringan
di dalamnya, diantaranya jaringan epidermis, yang berfungsi sebagai pelindung.
Dibawah epidermis terdapat korteks. Kemudian terdapat pula jaringan penyokong,
yang berfungsi sebagai penyokong.
·
Pengamatan terhadap preparat awetan
batang Cucurbita sp
Pengamatan
terhadap perbesaran 40 kali. Ikatan pembuluh
pada Cucurbita sp. adalah bikolateral. Seperti kolateral, namun letak
floem disebelah dalam xilem. Terdapat pula jaringan epidermis yang berfungsi sebagai
pelindung, korteks yang terletak langsung dibawah epidermis, jaringan
pengangkut yang terdiri atas xylem dan floem.
·
Pengamatan terhadap akar Allium cepa
Pada
pengamatan terhadap Cucurbita sp akar
Allium cepa, kami menggunakan
perbesaran 40 kali. pengamatan terhadap akar Allium cepa nampak adanya jaringan epidermis, korteks dan jaringan
pengangkut yang terdapat xylem dan floem didalamnya. Pada akar Allium cepa juga terdapat jaringan penguat yang terdiri dari jaringan
kolenkim dan skrelenkim.
·
Pengamatan
terhadap akar Arachis hipogea
Pengamatan
kali ini kami lakukan dengan menggunakan perbesaran 100 kali. Pada akar Arachis hypogea terdiri atas epidermis, korteks,
endodermis, jaringan pengangkut serta jaringan penguat. Arachis hypogea termasuk akar tanaman dikotil. Pada akar
dikotil berkas pembuluh xilem memencar seperti jari-jari dari pusat roda hal
ini dapat diartikan bahwa letak pembuluh angkut pada akar dikotil ini tersebar.
Protofloem akar pada tumbuhan dikotil tidak mempunyai sel pengiring sedangkan
metafloemnya mempunyai.
Dari
percobaan ini, kami juga dapat mengetahui perbedaan tumbuhan dikotil dan
monokotil. Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil - Secara umum, tumbuhan Dikotil
dan Monokotil dapat dibedakan dengan jelas. Adapun perbedaan struktur tubuh
tumbuhan Monokotil dan Dikotil, dijelaskan dalam uraian berikut. Perbedaan
Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil apabila dilihat dari akarnya, tumbuhan
dikotil akarnya tersusun dalam akar
tunggang yang kokoh. Ujung akarnya tidak diliputi oleh selaput pelindung. Pada Tumbuhan Monokotil, akar tersusun dalam
akar serabut yang kurang kokoh. Ujung
akar lembaga dan pucuk lembaga dilindungi oleh suatu sarung yang masing-masing
disebut koleorhiza dan koleoptil.
Gambar 6.2 Perbedaan penampang
melintang akar dikotil dan monokotil
Gambar 6.3 Perbedaan
penampang melintang batang dikotil dan monokotil
Apabila dilihat dari kambiumnya,
tumbuhan dikotil memiliki akar dan batang berkambium sehingga dapat mengadakan pertumbuhan
membesar dan melebar serta meninggi, sedangkan tumbuhan monokotil, memiliki
akar dan batang tidak berkambium sehingga tidak dapat mengadakan pertumbuhan
melebar dan membesar yang ada hanyalah pertumbuhan meninggi. Apabila dilihat
dari segi batangnya, tumbuhan dikotil memiliki batang yang bercabang-cabang,
sedangkan tumbuhan monokotil memiliki batang yang tidak bercabang-cabang.
Dilihat dari struktur daunnya, tumbuhan dikotil memiliki pertulangan daun
menyirip atau menjari, sedangkan tumbuhan monokotil memiliki pertulangan daun
sejajar atau melengkung.
Apabila
dilihat dari segi bijinya, tumbuhan dikotil memiliki biji yang berkecambah berbelah dua dan
memperlihatkan dua daun lembaga (biji berkeping dua), sedangkan tumbuhan
monokotil memiliki biji yang berkecambah tetap utuh dan tidak membelah (biji
berkeping satu). Dilihat dari pembuluh angkutnya tumbuhan dikotil memiliki
berkas pembuluh angkut teratur dalam lingkaran atau cincin., sedangkan tumbuhan
monokotil memiliki berkas pembuluh angkut tidak teratur. Sedangkan dilihat dari
bunganya, tumbuhan dikotil memiliki jumlah bagian-bagian bunga 4, 5, atau
kelipatannya, sedangkan tumbuhan monokotil memiliki jumlah bagian-bagian bunga
biasanya 3 atau kelipatannya.
VII.
PENUTUP
7.1
Kesimpulan
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk
dan fungsi sama. Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Jenis-jenis jaringan
pada tumbuhan antara lain: Jaringan meristem, jaringan parenkim, jaringan
epidermis, jaringan klorenkim, jaringan kolenkim, jaringan sklerenkim, jaringan
xylem, dan jaringan floem. Pada Pengamatan terhadap preparat daun
terlihat bahwa didalamnya terdapat: Epidermis; atas dan bawah, jaringan
spons, jaringan palisade, stomata, dan jaringan pengangkut. Pengamatan pada preparat batang terlihat bahwa
didalamnya terdapat: epidermis, jaringan penguat, korteks, empulur, jaringan pengangkut. Pengamatan pada
preparat akar terlihat bahwa didalamnya terdapat: epidermis, korteks, endodermis, jaringan penguat, jaringan pengangkut.
7.2
Saran
Dalam melaksanakan
praktikum biologi mengenai jaringan tubuhan, haruslah diperlukan ketelitian
dalam mengamati jaringan yang nampak
pada mikroskop. Selanjutnya dalam menggambarkan bentuk jaringan harus dilakukan
dengan baik dan benar, agar mahasiswa dapat menjelaskan bagian-bagian jaringan
tumbuhan dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Waluyo,
Joko. 1993. Petunjuk Praktikum Biologi
Umum. Jember: FKIP Universitas Jember
Tim Dosen
Pembina.2014. Petunjuk Praktikum Biologi
Dasar. Jember :UniversitasJember.
Parjatmo, Widjojo.1995.Biologi Umum.Bandung:Angkasa Bandung.
Soerodokoesoemo, Wibisono.1987.Materi Tumbuhan Modul 1-6.Jakarta:Universitas
Terbuka.
Soesilo,
dkk. 1986. Buku Materi Pokok Biologi. Jakarta.
Karunika Jakarta.
Komentar
Posting Komentar