Langsung ke konten utama

LAPORAN BIODAS : MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN



LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN







Nama : Desy Putri Islamiyah
NIM: 140210103044
Kelas: A Reguler Biologi
Kelompok: 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
I. JUDUL
MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN
II.  TUJUAN
Setelah selesai praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan jaringan-jaringan penyusun pada hewan.
III.                        DASAR TEORI
             Sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama disebut jaringan. Sedangkan ilmu yang mempelajari jaringan-jaringan disebut histologi. Pada hewan, meskipun majemuk, tubuh hanya terdiri atas empat jaringan dasar yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Jaringan-jaringan ini, yang dibentuk oleh sel dan beberapa struktur serta substansi umumnya disebut matrik ekstraselular, tidak terdapat beberapa satuan tersendiri namun saling berhubungan dan dalam berbagai proporsi, membentuk berbagai organ dan sistem tubuh (Jungueiro, 1995: 63).
1)      Jaringan Epitel
Jaringan epitel (epi, pada, + thele, tonjolan kecil) mempunyai fungsi utama menutupi dan melapisi permukaan (misalnya kulit); absorpsi (misalnya usus); sekresi (misalnya sel epitel kelenjar); dan kontraksi (misalnya, sel mioepite). Jaringan epitel terdiri dari lapisan sel-sel  yang rapat susunannya dan membatasi rongga-rongga di dalam tubuh atau menutupi permukaan tubuh (Supriyanto, 1992: 1).
            Berdasarkan jumlah dari lapisan selnya, jaringan epitel dapat bibedakan menjadi:
ü  Epitel berlapis tunggal
Jaringan epiel berlapis tunggal sendiri terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya:
·         Epitel berlapis tunggal kubus
Pada sayatan vertikalnya tampak sebagai selapis sel-sel bujur sangkar yang membatasi lumen. Epitel berlapis tunggal kubus misalnya pada epitel yang membatasi lumen dari pembuluh penampung ginjal.
·         Epitel berlapis tunggal pipih
Pada sayatan vertikalnya tampak sebagai selapis sel-sel pipih yang membatasi lumen. Epitel berlapis tunggal pipih misalnya pada epitel yang membatasi lumen dari pembuluh darah.
·         Epitel berlapis tunggal silindris
Pada sayatan vertikalnya tampak sebagai selapis sel-sel segi panjang yang membatasi lumen. Epitel berlapis tunggal silindris misalnya terdapat pada sel epitel yang membatasi lumen dari kantung empedu.
·         Epitel berlapis banyak semu bersilia
Walaupun epitel ini tampak terdiri dari beberapa lapisan sel, sebenarnya epitel ini dibangun oleh satu sel lapisan sel. Hal ini karena sel yang membangun pitel ini tidak sama tingginya dan letak intinya. Semua sel berhubungan langsung dengan membran basal. Epitel berlapis banyak semu bersilia misalnya terdapat pada epitel yang membatasi lumen trakea.
ü  Epitel berlapis banyak
Jaringan epiel berlapis banyak dibedakan menjadi dua, yaitu :
·         Epitel berlapis banyak pipih menanduk
Epitel ini terdiri terdiri dari beberapa lapis sel, yakni stratum germanativum, yang merupakan lapisan epidermis  yang dibangun oleh sel-sel yang hidup dan terdiri dari beberapa lapisan sel. Epitel berlapis banyak pipih menanduk seperti misalnya epitel kulit atau epidermis.
·         Epitel yang dapat beralih bentuk (transitional)
Bila  kantung air seni kosong, epitel ini berbentuk berlapis banyak kubus dan bila penuh berbentuk berlapis banyak pipih.  Epitel yang dapat beralih bentuk ini terdapat pada epitel yang membatasi kantung air seni (vesica urinaria).
2)      Jaringan ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang fungsinya memperkuat tubuh, mengisi tubuh atau menghubungkan jaringan yang satu dengan yang lain. Melihat strukturnya, jaringan ikat biasanya mengandung sel-sel yang biasanya relatif jarang dengan zat antar sel yang banyak (Waluyo, 1993: 23).
            Jaringan ikat dibedakan menjadi enam macam, yaitu:
1)      Jaringan ikat longgar (loose connective tissue), sel-selnya jarang dengan zat antar sel yang mengandng serabut-serabut kologen dan serabut elastik. Pada jaringan ikat longgar terdapat bermacam-macam sel. Contoh jaringan ikat longgar adalah jaringan dibawah kulit.
2)      Jaringan ikat padat (tendon) dan berserabut (fibrous) yang banyak mengandung serabut, berupa serabut kolagen. Sel-selnya terdiri dari firoblas (sel pembentukan serabut). Contohnya urat (jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang).
3)      Jaringan lemak ( adipose tissue), mempunyai sel-sel lemak yang mempunyai vakuola yang besar dan berisi lemak. Jaringan lemak lemak menyimpan lemak  sebagai cadangan makanan.
4)      Jaringan rawan (cartilarge), zat interseluler padat dan keras disebut matriks. Sel-selnya disebut kondrosit, yang terletak dalam rongga-rongga yang disebut lakunae. Jaringan rawan merupakan jaringan yang memperkuat tubuh.
5)      Tulang, merupakan jaringan yang sangat keras karena zat antar selnya mengandung kalsium fosfat. Sel-sel tulang disebut osteosit.
6)      Darah, zat sel berupa cairan yang disebut plasma darah. Plasma darah mengandung zat-zat terlarut berupa zat-zat anorganik, misalnya ion-ion karbonat, fosfat, klorida, dan lain-lain, serta zat-zat organik misalnya protein-protein, asam amino, glukosa, hormon, dan lain-lain.
3)      Jaringan otot
Jaringan otot mempunyai fungsi utama untuk pergerakan karena sel-selnya dapat berkontraksi. Sel-sel otot yang disebut juga serabut otot, sebagian besar sitoplasmanya terisi oleh miofibril yaitu serabut-serabut yang dapat berkontraksi (Waluyo, 1993: 25).
Jaringan otot dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a)      Otot polos, mikrofibilnya sukar terlihat. Otot ini gerakannya relatif lamban, bergerak tanpa kita sadari. Otot polos terletak pada dinding saluran pencernaan, pernafasan, pembuluh darah, dan pembuluh limfe.
b)      Otot bergaris melintang, disebut juga otot skelet karena melekat pada rangka atau skelet. Otot ini merupakan sebagian besar otot pada tubuh. Sel-selnya panjang-panjang dan terlihat adanya garis-garis melintang karena adanya bagian yang gelap dan terang pada miofibrilnya. Otot ini gerakannya cepat dan oleh keinginan kita.
c)      Otot jantung, terdapat pada jantung, terlihat adanya garis-garis melintang, tetapi geraknya tidak dipengaruhi oleh keinginan kita.
4)      Jaringan syaraf
Jaringan syaraf berfungsi untuk melakukan koordinasi dari tubuh, karena kemampuannya untuk menghantarkan impuls syaraf yang bersal dari rangsangan. Sel syaraf disebut juga neuron terdiri dari badan sel dimana terdapat nukleusnya, dendrit dan akson (neurit). Biasanya akson meliputi oleh lapisan meilin, dibagian luarnya terdapat selaput schwann yang terdiri dari satu lapis sel. Akson berfungsi untuk menghantarkan impuls keluar dari sel, sedangkan dendrit berfungsi untuk menghantarkan impuls menuju sel syaraf (Waluyo, 1993: 27).
Berdasarkan fungsinya, sel syaraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1)      Neuron sensorik, bagian dendritnya berhubungan dengan reseptor, sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor. Neuron sensorik berfungsi menghantarkan impuls dari pusat saraf ke efektor.
2)      Neuron motorik, bagian dendritnya berhubungan dengan neuron lain dan aksonnya berhubungan dengan efektor. Neuron motorik berfungsi menghantarkan impuls dari pusat saraf ke efektor.
3)      Neuron konektor (penghubung), bagian dendrit dan neuritnya  berhubungan dengan neuron lain. Neuron konektor berfungsi menghubungkan neuron yang satu dengan yang lain.

IV.                        METODE PRAKTIKUM
4.1  Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
Mikroskop
4.1.2        Bahan
Berupa preparat awetan jaringan epitelium, ikat, otot, dan saraf.
4.2  Cara Kerja
Menggambar dan memberi keterangan bagian-bagian dari preparat yang dilihat
Memperhatikan struktur/bentuk selnya
Apabila mengalami kesulitan, meminta petunjuk petunjuk dari pembimbing
 










                V.                        HASIL PENGAMATAN
5.1 Hasil pengamatan jaringan epitel berlapis banyak
            Perbesaran 100x
Keterangan :
·         Mambrana basalis (lamina basalis)
·         Sitoplasma





5.2 Hasil pengamatan jaringan epitel kubus selapis
            Perbesaran 100x
Keterangan :
·         Membrana basalis

5.3 Hasil pengamatan jaringan epitel pipih selapis
                                    Perbesaran 100x

Keterangan :
·         Epitel
·         Lumen




5.4 Hasil pengamatan jaringan ikat longgar
                                    Perbesaran 40x









Keterangan :
·         Membrana basalis

5.5 Hasil pengamatan jaringan ikat padat teratur
                                    Perbesaran 100x
Keterangan :
·         membran



5.6 Hasil pengamatan jaringan otot polos
                                    Perbesaran 100x

Keterangan :


5.7 Hasil pengamatan jaringan otot rangka
                                    Perbesaran 100x
Keterangan :



5.8 Hasil pengamatan jaringan syaraf
       Perbesaran 100x                                                                          
Keterangan:
·         akson
·         dendrit
·         badan sel




             VI.                        PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dapat diketahui secara umum bahwa pada hewan terdapat empat jaringan penyusun tubuh, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Masing-masing jaringan tersebut masih dibedakan lagi berdasarkan struktur atau bentuknya. Berikut pembahasan dari masing masing-masing jaringan yang telah diamati:
ü  Jaringan epitel berlapis banyak
Pada jaringan epitel pipih berlapis banyak, jika dilihat dengan menggunakan perbesaran 100 kali di bawah mikroskop, tampak sel-sel penyusun jaringan membentuk lapisan-lapisan yang tersusun secara teratur. Kemudian dibagian atas jaringan terdapat sebuah membran yang menutupi sel-sel dibawahnya. Membran tersebut disebut membrana basalis (lamina boralis). Adanya membran tersebut juga berkaitan dengan fungsi jaringan epitel berlapis banyak, yaitu untuk proteksi. Oleh karena itu, jaringan epitel berlapis banyak terdapat pada kulit, epidermis, rongga mulut, esofagus, laring, vagina, anus, & rongga hidung.
ü  Jaringan epitel kubus selapis
Pada jaringan epitel kubus selapis, jika diamati dibawah mikroskop menggunakan perbesaran 100 kali, akan nampak sel-selnya tersusun membentuk sebuah lapisan, yang bentuknya seperti kubus yang tertata rapi. Intinya berbentuk bulat dan umumnya terdapat ditengah. Fungsi dari epitel kubus selapis adalah untuk proteksi, absorpsi, dan sekresi (penghasil lendir atau mucus). Jaringan epitel kubus selapis terdapat pada kelenjar air liur, retina mata, dinding ovarium, & saluran dalam nefron ginjal.
ü  Jaringan epitel pipih selapis
Jika dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali, maka  jaringan epitel pipih selapis akan terlihat bentuk sel-selnya yang pipih jika dilihat dari sampig dan terlihat poligonal jika dilihat dari atas. Inti umumnya berbentuk lonjong dengan sumbu sejajar dengan membran basal. Fungsi jaringan epitel pipih selapis  adalah Pelapis bagian dalam rongga dan saluran, tempat difusi & infiltrasi zat. Jaringan epitel pipih selapis terdapat pada Kapsula Bowman, lapisan dalam darah & limfa, alveolus paru-paru, ruang jantung, selaput bagian dalam telinga, dan sel ekskresi kecil dari sebagian besar kelenjar.
ü  Jaringan ikat longgar
Jaringan ikat longgar tampak memiliki sel-sel yang jarang jika diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran 40 kali. Antar sel-selnya juga mengandung serabut-serabut kolagen dan serabut elastik. Pada jaringan ikat longgar juga tersusun dari bermacam-macam sel. Contoh dari jaringan ikat longgar adalah jaringan dibawah kulit.
ü  Jaringan ikat padat teratur
Pada jaringan ikat padat teratur nampak sel-selnya yang tersusun secara teratur. Sel-sel tersebut terdiri dari firoblas yaitu sel pembentuk serabut. Contoh dari jaringan ikat padat teratur adalah urat (jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang).
ü  Jaringan otot polos
Jaringan otot polos jika dilihat dibawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran 100 kali, tampak bentuk yang lembut, bergaris garis halus, dan terdapat titik-titik. Tetapi menurut penelitian, otot polos berbentuk seperti gelendong, ujungnya runcing, dan pada setiap selnya terdapat satu inti sel yang terdapat di tengah dan bentuknya pipih. Gerakan dari otot polos relatif lamban, serta tidak dipengaruhi oleh kemauan dan bergerak secara tidak kita sadari, misalnya gerakan zat sepanjang saluran pencernaan. Selain itu, berguna pula untuk mengontrol diameter pembuluh darah dan gerakan pupil mata.
ü  Jaringan otot rangka
Jika diamati dibawah mikroskop, maka pada jaringan otot rangka tampak adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh karena itu disebut otot lurik. Kontraksinya berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar. Fungsinya untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
ü  Jaringan syaraf
Jika diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali, maka jaringan syaraf terdiri dari badan sel dimana terdapat nukleus, dendrit dan akson. Biasanya akson meliputi oleh lapisan meilin, dibagian luarnya terdapat selaput schwann yang terdiri satu lapis sel. Sedangkan akson berfungsi untuk menghantarkan impuls keluar dari sel, sedangkan dendrit berfungsi untuk menghantarkan impuls menuju sel syaraf.

          VII.                        PENUTUP
7.1  Kesimpulan
            Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi sama. Cabang ilmu Biologi yang memepelajari khusus tentang jaringan disebut histology. Jaringan pada hewan dibedakan menjadi 4, yaitu : Jaringan Epitelium, Jaringan Pengikat, Jaringan Otot, dan Jaringan Saraf. Keempat jaringan tersebut mempunyai fungsi dan karakteristik tersendiri. Jaringan epitel dibagi lagi menjadi jaringan yang berbentuk pipih, kubus, dan silindris. Jaringan pengikat dibagi menjadi pengikat biasa, khusus, penyokong, dan penghubung. Untuk jaringan otot dibagi menjadi otot polos, lurik, dan jantung. Sementara jaringan saraf memiliki bagian-bagian tertentu seperti badan sel, akson, dan lainnya.


7.2  Saran
Dalam melaksanakan praktikum biologi mengenai jaringan hewan, haruslah diperlukan ketelitian dalam mengamati  jaringan yang nampak pada mikroskop. Selanjutnya dalam menggambarkan bentuk jaringan harus dilakukan dengan baik dan benar, agar mahasiswa dapat menjelaskan bagian-bagian jaringan hewan dengan tepat.











DAFTAR PUSTAKA
Waluyo, Joko. 1993. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: FKIP Universitas Jember

L.Carlos Junqueiro,dkk. 1995. Histlogi Dasar. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGL

Supriyanto, 1992. Struktur Hewan Jilid 1. Jember: Universitas Jember.

Rahman, Taufik. 2007. Sel dan  Jaringan:

Sridiarti. 2014. Struktur Saraf dan Fungsi Neuron:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampling Dan Analisis Vegetasi

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN “SAMPLING DAN ANALISIS VEGETASI DENGAN METODE PLOT” Disusun oleh: KELOMPOK 3 Nurul Aini (140210103037) Desy Putri Islamiyah (140210103044) Rohmatul Islamiyah (140210103046) Rosita Veris (140210103058) Nafilah (140210103065) Rahmat Bayu Suseno (140210103067) Arinda Eka Lidiastuti (140210103074) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2016 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu pengetahuan.  Dalam ilmu lingkungan, seperti halnya dalam ekologi jasad hidup (organisme) pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi.  Populasi adalah sekelompok individu-individu jasad hidup (organisme) yang sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Respon terhadap rangsangan merupakan salah satu ciri utama kehidupan sehingga dengan adanya ciri ini orga

LAPORAN BIODAS : DIFUSI DAN OSMOSIS

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR DIFUSI DAN OSMOSIS Nama : Desy Putri Islamiyah NIM: 140210103044 Kelas: A Reguler Biologi Kelompok: 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 I. JUDUL DIFUSI DAN OSMOSIS II.   TUJUAN Untuk memahami permasalahan yang terjadi dalam percobaan mengenai difusi dan osmosis. III.                         DASAR TEORI Ada tiga macam gerakan ion atau molekul zat untuk melewati membran plasma yaitu difusi, osmosis dan transpor aktif. Pergerakan molekul-molekul zat secara difusi dan osmosis tidak memerlukan energi sehingga disebut transpor pasif sedangkan transpor aktif memerlukan energi untuk pergerakannya (Sulistyowati, 2010:8). 1.       Difusi Difusi merupakan suatu proses penyebaran molekul-molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh suatu gaya yang identik dengan energi kine

LAPORAN BIODAS : GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA Nama : Desy Putri Islamiyah NIM: 140210103044 Kelas: A Reguler Biologi Kelompok: 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 I. JUDUL GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA II.   TUJUAN Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia. III.                         DASAR TEORI A.     Pengertian Darah Setiap saat, dalam tubuh manusia terjadi proses sirkulasi berbagai macam zat yang dibutuhkan tubuh. Diperlukan peredaran media pengantar dan alat-alat yang turut berperan dalam sirkulasi untuk melakukan proses ini. Media dan alat-alat ini bekerja bersama-sama membentuk suatu sistem yang dikenal dengan sistem sirkulasi darah. Media yang berperan dalam peredaran zat-zat penting ke seluruh tubuh ini adalah dara