Langsung ke konten utama

LAPORAN BIODAS: KEANEKARAGAMAN ORGANISME TUMBUHAN



LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
KEANEKARAGAMAN ORGANISME TUMBUHAN







Nama : Desy Putri Islamiyah
NIM: 140210103044
Kelas: A Reguler Biologi
Kelompok: 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014



I. JUDUL
KEANEKARAGAMAN ORGANISME TUMBUHAN
II. TUJUAN
Setelah mempelajari praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan struktur morfologi beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi.

III.                        DASAR TEORI
Keanekaragaman organisme tumbuhan adalah bermacam-macamnya kehidupan tumbuhan. Sampai saat ini, dijelaskan oleh para ahli bahwa di muka bumi ini terdapat jutaan jenis tumbuhan dimana semakin jeli pencermatan atau semakin tinggi tumbuhan yang terdapat pada keanekaragaman tumbuhan ini maka semakin timggi pula tingkat kerumitan struktur dan kompleks dari tumbuhan itu sendiri. Kingdom plantae bersifat multiseluler, eukariotik, sel-sel jaringannya mengalami spesialisasi, autotrof fotosintetik, embrio multiseluler berkembang di dalam jaringan, gametofit multiselular dan sporofit yang bersifat diploid (2n) di dalam gametofit pada pergiliran keturunan dengan generasi gametofit yang bersifat haploid (n). Lebih dari 280.000 jenis tumbuhan hidup di dalam ekosistem air (tawar dan laut), daratan dan pegunungan. Sebagian besar merupakan tumbuhan yang tubuhnya telah dilengkapi dengan berkas pengangkut termasuk tumbuhan berpembuluh dan sebagian kecil tubuhnya tidak dilengkapi dengan berkas pengangkut adalah kelompok tumbuhan tidak berpembuluh (Waluyo, 2006: 101).
Tumbuhan berdasarkan tingkat kerumitan organisasi tubuhnya digolongkan menjadi beberapa divisi yaitu mulai yang paling rendah sampai yang paling tinggi mulai dari Schyzophyta, Bryophita, Pterydophyta dan Spermatophyta. Dalam klasifikasi terbaru yaitu (Cronquist, 1981) tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dibagi menjadi dua divisi yang baru yaitu Pinophyta (dulu Gymnospermae) dan Magnoliophyta (dulu Angiospermae). Tumbuhan alga termasuk ke dalam divisi Schyzophyta, tumbuhan lumut ke dalam Bryophyta, tumbuhan paku-pakuan ke dalam Pterydophyta, sedangkan tumbuhan berbiji terbuka termasuk ke dalam Pinophyta, tumbuhan berbiji tertutup yang meliputi golongan tumbuhan dikotil dan monokotil termasuk ke dalam divisi Magnoliophyta (Tim Dosen Pembina, 2014: 26).
Dalam klasifikasi lima kingdom, berdasarkan ada tidaknya berkas pembuluh angkut, kerajaan tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan tak berpembuluh angkut dan tumbuhan berpembuluh angkut.
1)                  Tumbuhan tak berpembuluh angkut (Avascular)
Tumbuhan tidak berpembuluh pada umumnya berukuran kecil, strukturnya sederhana, berbentuk thalus. Sel yang menyusun tubuh telah memperlihatkan diferensiasi yang jelas, dalam protoplasmanya tampak nyata. Umumnya seluler tetapi juga ada yang uniseluler, hidup di daerah yang lembab dan bereproduksi dengan menggunakan spora. Tumbuhan tidak berpembuluh dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu:
1)      Ganggang (alga)
Alga yang termasuk kelas ini memiliki inti yang sempurna artinya ada selaput, sehingga alga biru dipisahkan dari kelas ini. Alga merupakan tumbuhan talus yang hidup di air tawar atau laut dan tempat yang lembab. Dalam plastid terdapat zat warna derifat klorofil. Selain itu ada zat warna lainnya berupa fikosianin, fikoeretin, fukosianindan karotin (Waluyo, 2006: 102). Ada empat macam filum yang termasuk kelas ini yaitu alga merah (Rhodophyta), alga hijau (clorophyta), alga keemasan (Chrysophita), alga coklat (phaeophyta) (Waluyo, 2006: 102).
2)      Fungi
Fungi merupakan kelompok organism eukariotik dan pada umunya multiseluler (bersel banyak). Semua fungi memiliki tiga ciri, yaitu tidak memiliki jaringan pembuluh, salah satu alat perkembangbiakannya adalah spora dan tidak mengandung klorofil. Ada 5 filum dalam fungi, yaitu basidiomycetes, ascomycetes, zigomycetes, deuteromycetes, dan chytridomycetes (Simbolon, 1989: 37).
3)      Liken
Organism ini adalah kumpulan fungi dan alga, tapi merupakan satu kesatuan. Hidup secara autotrof. Liken hidup secara epifit. Alga yang menyusun liken disebut godium. Liken berkembangbiak dengan cara vegetative. Karena bagian-bagian talus terpisah, tumbuh sebagai individu baru (Syamsuri,2000: 65).
4)       Bryophyta (lumut)
Lumut merupakan tumbuhan kecil yang agak sederhana karena sudah memiliki akar, batang, daun sederhana yang disebut rizoid .Pada devisi plantae Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas yaitu Hepaticiae, Musci, dan Anthocerophytaceae. Tumbuhan Bryophyta merupakan jenis jenis tumbuhan yang pertama kali beradaptasi di darat dan pada umumnya memiliki tempat hidup di daerah lembab dan basah. Berdasarkan struktur tubuhnya, sebagian ahli menganggap tumbuhan lumut masih berupa talus (antara akar, batang dan daun) belum dapat dibedakan secara jelas, tapi sebagian akar, batang dan daun masih dapat dibedakan. Dapat disimpulkan bahwa tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan thalus dan kormus . Tumbuhan Bryophyta memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa, terdapat gamatonium (organ pembentuk sel kelamin). Reproduksi Bryophyta dilakukan dengan pergiliran keturunan. Pergiliran keturunan terjadi antara fase gametofit (sebagai penghasil sel gamet) dan fase sporofit (sebagai penghasil spora). Proses ini disebut metagenesis. Gametofit merupakan keturunan seksual, sedangkan sporofit merupakan keturunan aseksual (Syamsuri, 2000: 67-68).
2)                  Tumbuhan berpembuluh angkut (Vascular)
Tumbuhan berpembuluh merupakan tumbuhan yang lebih sempurna daripada tumbuhan tidak berpembuluh karena telah memiliki akar, batang, dan daun. Selain itu, juga telah memiliki pembuluh yang merupakan jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut berupa dua pembuluh, yaitu xylem dan floem. Xylem berfungsi untuk menyerap air dan garam mineral dari dalam tanah dan diangkut ke daun. Floem berfungsi untuk mengangkut sari makanan hasil fotosintesis dan mengedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan. Tumbuhan berpembuluh ini terdiri atas dua kelompok, yaitu tumbuhan paku (Pteridophyita) dan tumbuhan biji (Spermatophyta). Tumbuhan biji dibagi lagi menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Pinophyta) dan tumbuhan berbiji tertutup (Magnoliophyta) (Dwidjoseputro, 1986: 89).
            Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang telah memiliki kormus atau tumbuhan yang sudah mempunyai akar, batang, dan daun sejati, juga telah memiliki jaringan pengangkut xilem dan floem yang terdapat pada daun, batang, dan akarnya. Tumbuhan paku dapat hidup di atas tanah atau batu, menempel di kulit pohon (epifit), di tepi sungai di tempat-temapt yang lembab (higrofit), hidup di air (hidofit), atau di atas sampah atau sisa tumbuhan atau hewan (saprofit). Sebagian besar tumbuhan paku mempunyai batang yang tumbuh di dalam tanah yang disebut rizhoma. Daun mulai tumbuh dari rizhoma tersebut. Daun paku muda ujungnya menggulung. Daun paku dewasa terdiri  atas daun fertile dan daun steril. Daun steril adalah daun yang tidak ada bintil-bintil hitam di permukaan bawah daunnya. Daun ini disebut juga daun mandul. Daun fertile adalah daun paku yang di permukaan bawah daunnya terdapat bintil-bintil kehitaman. Daun ini disebut juga daun subur. Binti-bintil di permukaan bawah daun adalah sekumpulan sporangium yang disebut sorus (Dwidjoseputro, 1986: 91).
       Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang telah memiliki kormus atau tumbuhan yang sudah mempunyai akar, batang, dan daun sejati, juga telah memiliki jaringan pengangkut xile dan floem yang terdapat pada daun, batang, dan akarnya. Tumbuhan paku dapat hidup di atas tanah atau batu, menempel di kulit pohon (epifit), di tepi sungai di tempat-temapt yang lembab (higrofit), hidup di air (hidofit), atau di atas sampah atau sisa tumbuhan atau hewan (saprofit). Sebagian besar tumbuhan paku mempunyai batang yang tumbuh di dalam tanah yang disebut rizhoma. Daun mulai tumbuh dari rizhoma tersebut. Daun paku muda ujungnya menggulung. Daun paku dewasa terdiri  atas daun fertile dan daun steril. Daun steril adalah daun yang tidak ada bintil-bintil hitam di permukaan bawah daunnya. Daun ini disebut juga daun mandul. Daun fertile adalah daun paku yang di permukaan bawah daunnya terdapat bintil-bintil kehitaman. Daun ini disebut juga daun subur. Binti-bintil di permukaan bawah daun adalah sekumpulan sporangium yang disebut sorus (Dwidjoseputro, 1986: 91).
Devisi Spermatophyta pada plantae dibagi menjadi dua subdivisi, yaitu Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) merupakan tumbuhan yang bijinya tidak tertutup oleh daun buah, sehingga tampak dari luar. Tumbuhan biji tertutup (Angiospemae), pada golongan ini memiliki tingkat keanekaragaman tertinggi di dunia tumbuhan, hal ini disebabkan Angiospermae tingkat perkembangbiakan sangat sempurna, apabila dibandingkan dengan golongan lainnya. Proses reproduksi dilakukan secara seksual dan aseksual, baik alami maupun buatan (Krisdanto, 2005: 58).
Tumbuhan berbiji terbuka berbeda dengan tumbuhan berbiji tertutup terutama karena letaknya bijinya yang langsung berada pada megastrobilus dan tidak tertutup oleh buah. Jika dilihat dari morfologi tubuhnya, tumbuhan ini sudah merupakan tumbuhan kormus, karena sudah dapat dibedakan menjadi akar, batang dan daun.
Tumbuhan berbiji tertutup,baik monokotil maupun dikotil, bagian tubuhnya sudah dapat dibedakan menjadi akar, batang, dan daun. Tumbuhan monokotil berbeda dengan tumbuhan dikotil terutama karena daun pada embrionya hanya satu helai, tulang daunya biasanya sejajar atau melengkung, batangnya umumnya tidak mengalami pertumbuhan menebal/sekunder, bunganya dengan bagian-bagian berjumlah tiga atau kelipatannya, biasanya berukuran kecil dan tidak menyolok. Tumbuhan dikotil mempunyai ukuran yang sangat bervariasi dari yang berhabitus herba, semak, perdu, sampai pohon yang bisa mencapai ukuran berpuluh meter dengan umur ratusan tahun. Tulang daun bervariasi, bentuk daun bervariasi, ukuran bervariasi dan tata letak sangat bervariasi pula. Bunganya umumnya menyolok dengan warna bervariasi. Hasil dari fertilisasi sel telur dalam putik dan sel sperma dari serbuk sari menghasilkan embrio dalam biki yang berada dalam buah (Tim Dosen Pembina, 2012).






IV.                        METODE PRAKTIKUM
4.1  Alat dan Bahan
4.1.1        Alat
1)      Mikroskop
2)      Loupe
3)      Pinset
4)      Jarum Pentul
5)      Silet
4.1.2        Bahan
1)      Preparat awetan alga
2)      Tumbuhan lumut daun
3)      Tumbuhan paku-pakuan
4)      Tumbuhan biji terbuka ( Pinus sp.)
5)      Tumbuhan biji tertutup monokotil (rumput teki)
6)      Tumbuhan biji tertutup dikotil (pacar air)

4.2  Cara Kerja
4.2.1 Bahan: Preparat awetan alga
Meletakkan preparat di bawah mikroskop
 
Menggambar preparat yang  diamati dan menunjukkan bagian-bagiannya
Mengamati dengan perbesaran lemah ke kuat
                




                        4.2.2 Bahan: Tumbuhan lumut daun
Meletakkan lumut daun di atas kertas
Menggambar morfologinya dan menunjukkan bagian-bagiannya
Mengamati dengan loupe
 





                

                        4.2.3  Bahan: Tumbuhan Paku-pakuan
Menggambarkan keseluruhan bagian dari bahan tersebut
Menunjukkan bagian-bagiannya
 




4.2.4        Bahan: Tumbuhan biji terbuka
Menggambarkan keseluruhan bagian dari bahan tersebut

Menunjukkan bagian-bagiannya

 




4.2.5        Bahan: Tumbuhan biji terbuka monokotil (rumput teki)
Menggambarkan keseluruhan bagian dari bahan tersebut

Menunjukkan bagian-bagiannya

 




4.2.6         Bahan: Tumbuhan biji terbuka dikotil (pacar air)
Menggambarkan keseluruhan bagian dari bahan tersebut

Menunjukkan bagian-bagiannya

 




                V.                        HASIL PENGAMATAN
                                                                                                                Keterangan:
1.      Rhizoid
2.      Batang
3.      Daun
4.      Sporogonium
5.      Kap sporogonium
5.1 Tumbuhan lumut daun










                                                                                                                                Keterangan:
1.      Akar
2.      Batang
3.      Daun
4.      Sporangium
5.      Daun Fertil
6.      Daun Muda

5.2 Tumbuhan paku-pakuan














                                                                                                                                Keterangan:
1.       Akar
2.       Batang
3.       Daun
4.       Strobilus
a.       Jantan
b.      Betina
5.3  Tumbuhan berbiji terbuka



















                                                                                                                                Keterangan:
1.      Akar
2.      Batang
3.      Daun
4.      Bungan yang terletak di apikal/ pucuk

5.4 Tumbuhan berbiji tertutup monokotil (rumput teki)















                                                                                                                                Keterangan:
1.      Akar
2.      Batang
3.      Daun
4.      Bunga
-Kelopak
-Mahkota
-Putik
-Benang sari
                                                                                                                                5. Buah                                                                                                                        6. Biji
                                                                                                7. Warna mahkota
                                                                                                    Pink
                                                                                                8. Duduk daun
                                                                                                    Tersebar
                                                                                                9. Tipe tulang daun
                                                                                                     Menyirip
                                                                                                10. Tipe tepi daun
                                                                                                      Bergerigi

5.5 Tumbuhan berbiji tertutup dikotil (pacar air)
















             VI.                        PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini materi yang akan di bahas adalah mengenai keanekaragaman tumbuhan. Tujuan diadakannya praktikum kali ini adalah agar para mahasiswa dapat menjelaskan struktur morfologi beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Beberapa alat yang ipergunakan dalam praktikum kali ini adalah mikroskop, loupe, pinset, jarum pentul, dan silet. Sedangkan, untuk bahannya adalah tumbuhan lumut daun, tumbuhan paku-pakuan, tumbuhan berbiji terbuka (Pinus sp.), tumbuhan berbiji tertutup monokotil(rumput teki), dan tumbuhan berbiji tertutup dikotil (pacar air).
Percobaan pertama dilakukan pada tumbuhan lumut daun ( Pogonatum sp. ) karena lumut daun ini mudah ditemukan dan mudah dipelajari. Bagian tumbuhan yang sering kita lihat warna hijau dan sering kita sebut sebagai lumut adalah bagian saat gametofitnya. Sebenarnya ada 2 macam gametofit yaitu gametofit jantan dan gametoft betina namun sulit dibedakan. Pada pengamatan terlihat struktur morfologi lumut daun yaitu :
1.      Rhizoid, merupakan modifikasi dari akar yang juga memiliki fungsi mirip seperti akar.    Karena lumut belum memiliki akar sejati sehingg Rhizoid ini berfungsi untuk melekat pada tempat tumbuh (subtrat) serta menyerap air dan unsur hara. Terkadang rhizoid juga berfungsi sebagai pelekatan tumbuhan lumut pada tempat tumbuhnya (di batu,tembok,tanah dll).
2.      Batang/seta : Batang yang biasa disebut seta ini yang dimiliki oleh tumbuhan lumut daun adalah batang sederhana dengan pembuluh angkut tunggal, karena tidak mempunyai pembuluh xylem dan floem, seta bagian bawah mempunyai fungsi sebagai tempat melekatnya daun.  Seta juga berfungsi untuk mengangkat kapsul ke atas, sehingga spora yang akan dikeluarkannya mudah tertiup angin dan tersebar ke mana-mana. Batang ini tidak bercabang dan tidak beruas pula.
3.  Daun hijau : Daun tumbuhan lumut mempunyai bentuk yang sangat kecil dan sempit. Organ ini juga hanya sebagai modifikasi daun saja, yang mempunyai fungsi sebagai tempat persediaan air dan cadangan makanan.
4. Sporogonium/kotak spora : sporagium ini berfungsi untuk tempat terjadinya pembelahan meiosis dan untuk pembentukan spora, oleh karena itu sporangium ini berisi banyak spora.
5.Tudung/kop/kapsul : kapsul dilindungi oleh kaliptra. Kapsul berfungsi mentup spora agar tidak jatuh saat belum matang.
6. Sporangiofor/spora : yaitu hasil dari perkembang biakan sel ovum (arkegonium) dan sel sperma (anteridium).
            Pada tumbuhan lumut mempunyai karakteristik/ciri khusus yang berbeda dari tumbuhan lain, struktur tubuh lumut masih sederhana karena belum memiliki berkas angkut, baik pada daun maupun pada batang. Proses pengangkutan air dan mineral di dalam tubuh lumut berlangsung secara difusi bukan melalui berkas pengangkut jadi aliran air lambat. Hal ini menyebabkan lumut hanya dapat tinggal di tempat yang lembab.
Pada lumut daun terjadi dua fase reproduksi, yaitu fase sporofit dan fase gametofit. Fase sporofit adalah fase dimana lumut daun bereproduksi menggunakan spora. Pada fase sporofit, batabg akan memanjang dan membentuk kotak spora di ujungnya. Sedangkan pada fase gametofit tidak terbentuk kotak spora. Pada lumut daun, fase gametofit lebih dominan dibandingkan dengan fase sporofit.
Berikut merupakan pengklasifikasian dari tanaman lumut daun sebagai tanaman tingkat rendah ;
Kingdom         : Plantae
Divisi                                                  : Bryophyta
Class                                                           : Musci
Ordo                                                           : Bryales
Famili                                                     : Politrichaceae
Genus                                                                                                     : Pogonatum
Species                                          : Pogonatum sp.
      Percobaan kedua melakukan pengamatan pada tumbuhan paku-pakuan. Didapat hasil pengamatan tumbuhan paku tersusun atas struktur morfologi :
a.  Akar : Akar pada tumbuhan paku-pakuan berfungsi untuk menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah.Pada umumnya batang berada di dalam tanah san disebut rhizome yang biasanya memiliki buluh pengangkut xylem dan floem.
b. Batang/rizoma : Batang ini tidak tampak karena berada dalam tanah, bisa disebut rimpang/rizoma. Mempunyai fungsi sebagai penyokong/perlekatan tangkai daun. Batang ini cenderung berukuran pendek dan keras.
c.   Helaian daun : Terdiri dari daun fertile dan daun steril. Daun yang fertile mempunyai spora sedangkan yang steril tidak mempunyai spora. Berfungsi untuk fotosintesis.
d.      Tangkai daun : berfungsi untuk melekatkan/menegakkan helaian daun.
e.       Daun : Terdiri dari helaian daun, dan tangkai daun. Daun pada tumbuhan paku jenis ini adalah daun makrofil yaituberukuran besar,bertangkai daun,tidak bertulang daun,dan sel-selnya belum mengalami diferensiasi.Daun itu sendiri berfungsi dalam proses fotosintesis dan menghasilkan spora.
f.       Sporangium/kotak spora : berfungsi sebagai tempat pembentukan spora.
Karakteristik/ciri khusus yang terdapat pada tumbuhan paku adalah tumbuhan paku mempunyai daun yang menggulung saat masih muda. Mempunyai kutikula pada bagian luar tubuh. Embrio multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium. Pada tanaman paku juga terjadi dua fase reproduksi. Yaitu fase sporofit dan fase gametofit. Akan tetapi fase sporofit lebih dominan dibandingkan fase gametofit. Hal tersebut terlihat dari banyaknya spora yang tampak pada daun.                                                                                                                     Berikut merupakan penklasifikasian dari tumbuhan paku pakuan :
Kingdom                                : Plantae
Divisi                                                    : Pteridophyta
Class                                                           : Pteridopsida
Ordo                                                            : Polypodiales
Famili                                                       : Lamariopsidaceae
Genus                                                                                                      : Nephrolepis
Sspecies                                    : Nephrolepis biserrata
      Pengamatan yang ketiga yaitu pada tumbuhan berbiji terbuka (Pinophyta) dengan menggunakan bahan pinus (Pinus sp). Pada pengamatan terlihat struktur tumbuhan pinus :
a.       Akar : tumbuhan pinus mempunyai akar tunggang yang berfungsi menopang tubuh tumbuhan, karena umumnya tumbuhan paku memiliki diameter batang yang lumayan besar.sehingga dapat kokoh berdiri.
b.      Batang : batang tumbuhan ini sudah mempuyai berkas angkut xylem dan floem, serta sudah mengalami pertumbuhan sekunder.
c.       Daun : memiliki bentuk daun menyerupai jarum sebagai tempat fotosintesis.
d.      Strobilus : berfungsi sebagai tempat penghasil sel kelamin. Sel kelamin jantan pada strobilus jantan dan strobilus betina pada strobilus betina. Strobilus jantan biasanya terletak di ujung apical/batang dan berbentuk kuncup sedangkan strobilus betina biasanya terletak di ujung aksiler/ ketiak daun dan berbentuk agak mekar/besar. Keberadaan strobilus jantan di atas strobilus betina ini dimaksudkan agar saat pembuahan, sel kelamin jantan dapat jatuh di bagian strobilus betina. Fungsi dari bentuk yang lebar pada strobilus betina adalah untuk menangkap sel kelamin yang dikeluarkan strobilus jantan.
Karakteristik tanaman pinus ini adalah umumnya memiliki akar tunggang. Habitus semak, perdu/pohon. Batang umumnya berkambium, tumbuh tegak lurus, bercang-cabang. pinus juga memiliki daun yang sempit, tebal, dan sedikit kaku. Biji telanjang yang tumbuh pada permukaan dari megasporofil(daun buah). Bunga sesungguhnya belum ada. Sporofil terpisah-pisah dan membentuk strobilus jantan dan strobilus betina dalam 1 rumah.
Berikut merupakan pengklasifikasian dari tumbuhan pinus ( Pinus merkusii ):
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi       : Gymnospermae
Class                : Coniferae
Ordo                : Pinales
Famili              : Pinaceae
Genus              : Pinus
Species            : Pinus merkusii
Pengamatan selanjutnya pada tumbuhan berbiji tertutup (Magnoliophyta) monokotil dengan menggunakan bahan rumput teki (Cyprinus rotundus). Diperoleh struktur tumbuhan :
a.       Akar : rumput teki memiliki akar serabut, berfungsi sebagai penyerap air dan mineral dari dalam tanah. Akar ini menjalar di bawah tanah . Terdapat pula gelondong gelondong akar yang merupakan persimpangan akar. Tanaman ini tidak kokoh seperti tanaman Pinophyta sebelum nya yang memiliki akar tunggang. Akar ini kadang membentuk stolon.
b.  Batang : Batang merupakan bagian antara akar dan daun. Batang ini menjalar di dalam tanah. Ada juga batang yang menjulang ke atas. Batang yang menjalar di dalam tanah ini berbentuk silinder kecil dan berwarna cokelat. Sedangkan batang yang menjulang ke atas di tutupi oleh daun yang berwarna hijau. Jika batang ini dipotong melintang, maka akan tampak bentu ∆.  Fungsinya sama seperti fungsi batang pada umumnya.
c.       Bunga : terdapat pada ujung apical. Berfungsi sebagai alat perkembang biakan karena rumput teki tidak memiliki buah dan biji.
d.  Daun : Daun pada rumput teki juga terbagi menjadi dua bagian. Yaitu daun yang melindungi batang dan daun yang berada di bagian bawah bunga. Daun yang melindungi batang ini bentuknya menjarum dan memanjang ke atas dari permukaan tanah. Fungsinya adalah sebagai tempat fotosintesis. Sedangkan daun yang melindungi bunga (daun brakhteral) merupakan daun yang berada di bagian bawah bunga. Selain sebagai pelindung bunga, daun ini juga berfungsi sebagai tempat fotosintesis.
Karakteristik tumbuhan angiospermae ini adalah habitatnya herba, semak, perdu/pohon, dan memiliki bunga tunggal. Memiliki bunga sesungguhnya. Daun pipih melebar dengan tulang daun yang beragam.
Berikut merupakan pengklasifikasian dari tanaman rumput teki (Cyperus rotundus L ):
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi       : Magnoliophyta
Class                : Liliopsida
Ordo                : Cyperales
Famili              : Cyperaceae
Genus              : Cyperus
Species            : Cyperus rotundus L
Pengamatan terakhir pada tumbuhan berbiji tertutup dikotil (Magnoliophyta) dikotil dengan mengugunakan bahan pacar air (Impatiens balsamina). Pacar air ( Impatiens balsamina ) merupakan tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan dengan biji berkeping dua. Selain sebagai tumbuhan dikotil, pacara air juga merupakan tumbuhan kormophyta dan tumbuhan angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup. Pada tanaman pacar air, terlihat struktur-strukturnya:
a.     Akar : Akar pacar air merupakan akar tunggang, yaitu akar yang menjorok ke dalam tanah. Akar ini menguatkan tegaknya tanaman karena bentuknya yang besar. Selain akar tunggang, juga terdapat akar kecil kecil yang merupakan percabangan dari akar tunggang. Fungsi dari akar selain menahan tegaknya tumbuhan juga sebagai tempat menyerap unsur unsur yang dibutuhkan tanaman dalam melakukan proses fotosintesis.
b.    Batang : berbentuk silindrris, tidak mengandung kambium. Berfungsi unutk pengangkutan air mineral dari akar menuju ke seluruh tubuh tanaman. Batang pacar air berwarna bening karena banyak mengandung air.
c.       Daun : mempunyai tipe duduk daun tersebar, tulang daun menyirip, dan tepi daun bergerigi. Daun befungsi untu k fotosintesis.
d.      Bunga : Bunga pada tanaman ini selain berfungsi sebagai perhiasan, juga berfungsi sebagai alat perkembang biakan. Bunga ini terletak di bagian ketiak daun. Warna bunga ini pun bermacam macam tergantung tanamannya. Pada bunga pacar air terdapat bagian bagian lainnya, diantaranya putik, benang sari, kelopak dan mahkota.Organ ini berfungsi untuk tempat reproduksi.
e.       Buah : buah berfungsi sebagai penyebaran atau pemindahan biji.
f.       Biji : berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan. Biji merupakan bakal tumbuhan.
Berikut merupakan pengklasifikasian dari tanaman pacar air ( Impatiens balsamina ) ;
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi       : Angiospermae
Class                : Dycotiledoneae
Ordo                : Sapindales
Famili              : Balsaminae
Genus              : Impatiens
Species            : Impatiens balsamina
            Berdasarkan tingkat kerumitannya, tubuhan hasil percobaan ini jika diurutkan mulai dari yang terendah adalah:
a)      Lumut daun
b)      Tumbuhan paku
c)      Pinus
d)     Rumput teki
e)      Pacar air

          VII.                        PENUTUP
7.1  Kesimpulan
Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa struktur morfologi tumbuhan terdiri dari :
1.      Struktur morfologi tumbuhan tingkat rendah Bryophyta (Lumut daun/ musci) yaitu terdiri dari rhizoid, batang, daun, sporogonium, sporangiofor, tudung.
2.      Struktur morfologi tumbuhan Pterydophyta terdiri dari : akar, batang, helaian daun, sporangium, tangkai daun, daun.
3.      Struktur morfologi tumbuhan tingkat tinggi, Gymnospermae (Pinus merkusii) terdiri dari akar, batang, daun dan strobilus.
4.      Struktur morfologi tumbuhan tingkat tinggi, Angiospermae monokotil (Cyperus rotundus) terdiri dari akar, batang, daun, bunga.
5.      Struktur morfologi tumbuhan tingkat tinggi, Angiospermae dikotil (Impatiens balsamina) terdiri dari : akar, batang, bunga(kelopak, mahkota, putik, benang sari), buah, dan biji.

7.2  Saran
Sebaiknya sebelum praktikum dimulai, alat-alat yang di butuhkan telah telah dipersiapkan terlebih dahulu di meja praktikum agar dapat menghemat waktu.








DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Jakarta: Erlngga.

Krisdanto, dkk. 2005. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.

Simbolon, Hubu. 1989. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Syamsuri, I. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Tim Dosen Pembina.2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember.

Waluyo, Joko.2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember.

Komentar

  1. Balasan
    1. silahkan dek :)
      tapi klo bisa diperiksa dulu, jgn main copas, klo ada yng salah dibenerin dulu ^^

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampling Dan Analisis Vegetasi

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN “SAMPLING DAN ANALISIS VEGETASI DENGAN METODE PLOT” Disusun oleh: KELOMPOK 3 Nurul Aini (140210103037) Desy Putri Islamiyah (140210103044) Rohmatul Islamiyah (140210103046) Rosita Veris (140210103058) Nafilah (140210103065) Rahmat Bayu Suseno (140210103067) Arinda Eka Lidiastuti (140210103074) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2016 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu pengetahuan.  Dalam ilmu lingkungan, seperti halnya dalam ekologi jasad hidup (organisme) pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi.  Populasi adalah sekelompok individu-individu jasad hidup (organisme) yang sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Respon terhadap rangsangan merupakan salah satu ciri utama kehidupan sehingga dengan adanya ciri ini orga

LAPORAN BIODAS : DIFUSI DAN OSMOSIS

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR DIFUSI DAN OSMOSIS Nama : Desy Putri Islamiyah NIM: 140210103044 Kelas: A Reguler Biologi Kelompok: 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 I. JUDUL DIFUSI DAN OSMOSIS II.   TUJUAN Untuk memahami permasalahan yang terjadi dalam percobaan mengenai difusi dan osmosis. III.                         DASAR TEORI Ada tiga macam gerakan ion atau molekul zat untuk melewati membran plasma yaitu difusi, osmosis dan transpor aktif. Pergerakan molekul-molekul zat secara difusi dan osmosis tidak memerlukan energi sehingga disebut transpor pasif sedangkan transpor aktif memerlukan energi untuk pergerakannya (Sulistyowati, 2010:8). 1.       Difusi Difusi merupakan suatu proses penyebaran molekul-molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh suatu gaya yang identik dengan energi kine

LAPORAN BIODAS : GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA Nama : Desy Putri Islamiyah NIM: 140210103044 Kelas: A Reguler Biologi Kelompok: 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 I. JUDUL GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA II.   TUJUAN Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia. III.                         DASAR TEORI A.     Pengertian Darah Setiap saat, dalam tubuh manusia terjadi proses sirkulasi berbagai macam zat yang dibutuhkan tubuh. Diperlukan peredaran media pengantar dan alat-alat yang turut berperan dalam sirkulasi untuk melakukan proses ini. Media dan alat-alat ini bekerja bersama-sama membentuk suatu sistem yang dikenal dengan sistem sirkulasi darah. Media yang berperan dalam peredaran zat-zat penting ke seluruh tubuh ini adalah dara